Akun media sosial Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu diretas usai debat terakhir Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, pada Sabtu (13/4) malam lalu. Twitter dan Facebook pun memberikan tanggapan atas peretasan tersebut.
Apalagi peretasan ini dialami oleh beberapa tokoh publik. Akun media sosial Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan dan beberapa politikus Partai Demokrat seperti Sylviana Murni, Imelda Sari, dan Ferdinand Hutahaean diretas pada awal April 2019 ini.
Juru Bicara Facebook mengatakan, platform-nya memang menjadi salah satu target peretasan. "Untuk itu tim kami sering mengedukasi cara untuk menjaga akun dan apa yang harus dilakukan pengguna apabila akun teretas," ujar dia kepada Katadata, Senin (15/4).
(Baca: Said Didu Sebut Akun Medsos Miliknya dan Pendukung Prabowo Diretas)
Menurut dia, pengguna bisa mengecek status akunnya lewat situs www.facebook.com/hacked. Bila benar diretas, pengguna bisa melaporkan kasus ini ke Facebook. Dengan pemberitahuan ini, Facebook bakal membantu pengguna mendapatkan akunnya kembali.
Selain itu, pengguna bisa menggunakan fitur ‘lupa akun?’ pada halaman login. Lalu, pengguna bisa memilih tiga hingga lima teman yang dipercayai di Facebook. Teman yang dipilih ini bisa memberikan akses akun kepada pengguna lewat tautan.
(Baca: KPU: Ancaman Siber Tak Akan Ganggu Pemilu 2019)
Meski begitu, Facebook berharap pengguna menjaga keamanan akunnya sendiri. Ada empat cara untuk mengamankan akun dari peretasan. Pertama, membuat kata sandi yang sulit ditebak. Lalu, mengganti kata sandi secara berkala.
Kedua, menggunakan keamanan ganda lewat two factor authentification. Caranya, masuk ke menu pengaturan, lalu login dan keamanan. Ketiga, menghapus aplikasi yang mencurigakan atau berbahaya. Apalagi jika aplikasi tersebut memiliki akses terhadap data di akun pengguna.
Terakhir, pengguna dapat mengatur pemberitahuan tentang login yang tidak dikenali lewat menu pengaturan, lalu login dan keamanan. Ketika diaktifkan, Facebook akan memberitahu pengguna jika ada seseorang yang memasuki akun dengan perangkat atau browser yang tidak biasanya digunakan pengguna.
(Baca: Badan Siber Pastikan Situs KPU Aman hingga Pilpres 2019 Berakhir )
Sementara itu, Twitter enggan berkomentar banyak perihal akun tokoh publik ataupun politikus yang diretas. “Pada dasarnya, kami tidak bisa berkomentar terkait apa yang terjadi dengan akun seseorang,” ujar Perwakilan Twitter Indonesia.
Ia menegaskan, bahwa Twitter tidak meninjau, memprioritaskan atau menegakkan kebijakan berdasarkan ideologi politik. Twitter Indonesia juga memiliki tim khusus untuk menegakkan peraturan tanpa memihak. Pengguna pun dapat mengajukan banding terhadap peraturan yang Twitter buat.
Meski begitu, ia menyampaikan bahwa Twitter akan mengirimkan pesan melalui surat elektronik pengguna jika akunnya diretas. Pesan itu dikirimkan atas nama @twitter.com. Lewat pesan tersebut, Twitter menyematkan tautan yang bisa digunakan untuk mengubah kata sandi.
(Baca: Sempat Turun, Sentimen Positif Prabowo di Twitter Unggul Usai Debat)
Perwakilan Twitter Indonesia mengimbau agar pengguna menjaga keamanan akunnya. Caranya, dengan memindai komputer terhadap virus malware, memasang pembaruan keamanan untuk sistem aplikasi, menggunakan kata sandi baru yang kuat dan sulit ditebak orang lain.
Selain itu, Perwakilan Twitter Indonesia meminta pengguna untuk waspada dengan pihak lain yang mengatasnamakan Twitter dan meminta kata sandi pengguna. Pengguna juga bisa mengaktifkan keamanan ganda. Ia mengimbau agar pengguna tidak membuka tautan yang mencurigakan atau tidak dikenal.
Akun Politikus Diretas Jelang Pemilu 2019
Akun Said Didu dengan nama @saididu ini diretas setelah debat terakhir Pilpres 2019 pada Sabtu (13/4) malam. Lalu, akun Twitter Said Didu itu mengunggah beberapa cuitan mengenai Uztad Abdul Somad dengan tagar #UASDibayarPrabowo.
Said baru menyadari akunnya diretas, ketika ingin menulis cuitan di Twitter untuk menanggapi pernyataan Joko Widodo dan Maruf Amin dalam debat. "Mereka meretas akun sosial media saya untuk memfitnah ulama, mereka juga mention dan meretweet orang-orang 01," kata dia saat konferensi pers, kemarin (14/4).
(Baca: Pertarungan Sengit di Babak Akhir Pilpres 2019)
Sebelumnya, akun Dahlan Iskan dengan nama @iskan _dahlan diretas setelah menyatakan dukungannya terhadap Prabowo pada Jumat (12/4) siang. Sekitar 2,2 juta pengikutnya pun hilang. Namun pada sore harinya, jumlah pengikut akun Dahlan Iskan sudah kembali.
Tak hanya itu, akun Twitter dan WhatsApp beberapa politikus Partai Demokrat juga diretas pada awal April 2019. Lantas, akun-akun yang diretas tersebut mengirimkan konten bermuatan asusila.
(Baca: Kominfo: Penyedia Layanan Internet yang Teledor Bisa Disanksi)