Facebook Tutup 878 Akun Sejak Februari 2019

Desy Setyowati/Katadata
Head of Cybersecurity Policy of Facebook Nathaniel Gleicher
12/4/2019, 14.02 WIB

(Baca: Jelang Pilpres 2019, Hoaks Server KPU Menangkan Jokowi Masif Tersebar)

Nathaniel menyadari, akun-akun seperti ini punya banyak cara untuk kembali menyebar kebencian lewat media sosial. Untuk itu, ia mengerahkan tim dan mesin automatic takedown untuk mengawasi pola perilaku tidak otentik yang terorganisir ini secara berkala.

Tim bertugas memantau konten-konten yang terlewat oleh mesin. “Apabila ada pelaku yang menggunakan gambar, simbol atau username yang hampir sama, langsung dihapus. Kalau gambar atau username berbeda, tim perlu,” kata dia.

Upaya Facebook Meminimalkan Sebaran Hoaks Jelang Pemilu

Nathaniel mencatat, pola perilaku tidak otentik yang terorganisir meningkat jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 di Indonesia. Menurut dia, peningkatan pembahasan mengenai politik di media sosial sebelum dan selama pemilu adalah hal yang wajar.

Namun, tak banyak yang tahu bahwa sesudah pemilu pun pembahasan tentang politik masih berlanjut. “Ada yang berpikir bahwa pemilu tidak adil dan lainnya, setelah pemilu,” ujarnya, pada akhir Maret lalu.

Pola perilaku seperti inilah yang dipantau oleh tim investigasi Facebook. Sebab, ia menemukan bahwa konten bisa saja terlihat baik dan tidak melanggar Standar Komunitas Facebook. Padahal, orang-orang yang terlibat dibalik konten tersebut menciptakan pemahaman yang kurang tepat mengenai identitas mereka dan apa yang mereka lakukan.

(Baca: Tren Hoaks Meningkat Jelang Pemilu)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur