Kenapa Go-Jek Mendahulukan Vietnam dan Thailand Ketimbang Singapura?

Arief Kamaludin|KATADATA
Pengemudi ojek Go-Jek tengah menunggu penumpang yang hendak diantar ke tujuannya di Jakarta.
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
26/6/2018, 16.24 WIB

Go-Jek telah mengumumkan pembukaan kantor di Vietnam dan Thailand. Setelah itu, dikutip dari Tech Crunch, Go-Jek akan memasuki pasar Filipina. Sementara, Singapura yang merupakan tetangga dekat justru jadi yang paling akhir dari rencana ekspansi Go-Jek ke empat Negara di ASEAN.

Mengapa demikian? Berbeda dengan Vietnam, Thailand, dan Filipina, regulasi di Singapura tidak mendukung keberadaan ojek online. Sementara layanan ini merupakan salah satu bisnis utama Go-Jek, bahkan yang menginisiasi kesuksesannya di Indonesia.

Selain itu, Go-Jek saat ini juga masih menjajaki kerja sama dengan salah satu perusahaan taksi online top Singapura, ComfortDelGro. Namun, belum ada kesepakatan antara keduanya.

Sementara, Go-Jek mendahulukan negara lain yang tim lokalnya telah terbentuk. "Kami akan menggabungkan teknologi dengan keahlian dan pengetahuan tim lokal," kata Chief Corporate Affairs Go-Jek Nila Marita kepada Katadata, Selasa (26/6).

(Baca juga: Dari Toyota hingga VW, Perusahaan Otomotif Berlomba Danai Taksi Online)

Nila menyatakan, Go-Jek mengerti betul bahwa tantangan di keempat negara Asia Tenggara yang disasarnya berbeda dengan Indonesia, di mana Go-Jek telah menjadi pemain dominan. Namun, pada dasarnya, ada kebutuhan jasa transportasi yang cepat dan kompetitif di tiap lokasi. Juga, mitra pengemudi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ingin mendapat peluang untuk penghasilan tambahan.

Mengutip dari Marketing Interactive, Presiden Landor untuk Asia Tenggara Pasifik dan Jepang Nick Foley mengatakan, kehadiran Go-Jek semestinya dinanti oleh rakyat Singapura. Alasannya, setelah kepergian Uber maka Grab menjadi dominan di negara tersebut. Kehadiran pesaing baru akan membuat layanan dan harga bisa lebih bersaing.

Berkaca dari kacamata konsumen, menurutnya Go-Jek memiliki peluang yang baik. "Namun, supaya perusahaan Indonesia berhasil di pasar seperti Singapura, penawarannya perlu disesuaikan karena gaya hidup dan pilihan konsumennya berbeda," ujarnya.

(Baca juga: Beda Kongsi Toyota Investasi ke Grab sedangkan Astra Suntik Go-Jek)

Toh, Go-Jek sudah membuka kantor di Singapura sejak awal 2018. Vice President Data Science Go-Jek Misrab Faizullah-Khan mengatakan, pendirian kantor tersebut bertujuan untuk penelitian data yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem. "Hal ini termasuk untuk mengelola kenaikan tarif di waktu ramai (surge pricing)," kata dia dikutip dari Straits Times, Selasa (19/6) lalu.

Go-Jek sendiri belum mengumumkan detail jadwal untuk rencana ekspansinya ke Asia Tenggara. Yang sudah pasti, Go-Jek akan memperkenalkan brand baru: Go-Viet untuk Vietnam dan Get untuk Thailand.

Keduanya akan dikelola oleh tim manajemen sekaligus pendiri lokal, dengan didukung keahlian, teknologi, serta investasi dari Go-Jek. "Kami percaya masing-masing tim lokal memiliki pengetahuan dan keahlian untuk memastikan kesuksesan bisnis di Vietnam dan Thailand," kata CEO Go-Jek Nadiem Makarim dalam siaran persnya, Senin (25/6).

(Baca juga: Valuasi Go-Jek Dekati Grab yang Telah Beroperasi di 8 Negara)

Di Vietnam, Go-Viet akan memasuki tahap uji coba pada Juli 2018 dan beroperasi sebulan setelahnya. Selanjutnya, Go-Jek akan menjalankan uji coba dan operasional di Thailand. Proses tersebut ditargetkan berjalan sebelum akhir 2018.

Reporter: Desy Setyowati, Pingit Aria