Gagal Kelola Dana Haji, Paytren Fokus Garap Reksadana Receh

ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Jemaah calon haji asal Padang melambaikan tangan kepada keluarga mereka menjelang keberangkatan kloter pertama, di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, Sumatra Barat, Jumat (28/7). Embarkasi Haji Padang memberangkatkan 4.628 jemaah calon haji dari Sumbar, dan 1.641 orang dari Bengkulu yang terdiri atas 16 kelompok terbang (kloter).
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
5/6/2018, 12.58 WIB

Menurutnya, bisa menggaet banyak masyarakat untuk turut serta membeli reksadana adalah sebuah prestasi. Sebab, secara tidak langsung hal itu akan mengedukasi masyarakat untuk lebih bijak mengelola keuangannya, terutama untuk kepentingan di hari tua. "Keberkahannya beda (dengan korporasi)," ujarnya.

Ia pun berencana melibatkan pengguna uang elektronik besutan PT Veritra Sentosa Internasional (Treni) atau yang dikenal dengan Paytren untuk menjadi agen reksadana syariah dari PAM. Ia menghitung, setidaknya ada sekitar Rp 20-Rp 30 triliun floating fund yang akan berputar di Paytren uang elektronik jika penggunanya mencapai target 10 juta tahun ini.

(Baca juga: Kantongi Izin BI, Paytren Incar 10 Juta Pengguna)

Bila 10% saja dari jumlah uang beredar itu bisa disisihkan pengguna untuk membeli reksadana, maka dana kelolaan atau asset under management (AUM) PAM bisa mencapai Rp 2-Rp 3 triliun tahun ini. "Kami akan tunggu (hasilnya) sekitar 1-2 bulan ke depan," ujarnya.

Sekadar informasi, BPKH mengelola sebesar Rp 95,5 triliun dana haji per Desember 2017. Dengan kenaikan sekitar Rp 10 triliun per tahun, maka pada 2022 nilainya diperkirakan mencapai Rp 150 triliun.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati