Di Jepang, dua perusahaan besar, yaitu Nissan dan Hitachi melaporkan adanya infeksi virus komputer. Raksasa energi Cina, PetroChina pun mengatakan para konsumen di sejumlah pom bensin tidak bisa mengakses sistem pembayaran mereka.

Virus ransomware WannaCry juga sudah menyebar di Indonesia. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyebut penyebarannya masif di seluruh dunia. “Sehingga perlu percepatan untuk penanganannya. Hitungannya bukan hari, tapi menit,” kata Rudiantara dalam keterangan resmi, Minggu (14/5). 

Adi Jaelani dari Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (Id-SIRTII) menjelaskan, ransomware WannaCry menyerang sektor swasta maupun pemerintah secara global. (Baca:Nasabah Korban Mandiri Online Ungkap Transfer Dana Misterius)

Malware tersebut teridentifikasi dalam kategori ransomware yang dikenal sebagai WannaCry, Wanna Decryptor, WannaCryptor, dan WCRY.

“Penyerang meminta uang dalam bentuk bitcoin yang harus dibayarkan melalui link yang ditentukan,” kata Adi. Kisaran tebusan sekitar US$ 300.

Berikut ini langkah-langkah untuk mengantisipasi serangan ransomware WannaCry.

  1. Melakukan backup berkala
  2. Melakukan patching pada service SMBv1, yang sudah tersedia dua bulan lalu (Tautan untuk pembaruan patch tersebut: https://technet.microsoft.com/en-us/library/security/ms17-010.aspx
  3. Tidak membuka dokumen mencurigakan dari email
  4. Memasang anti-virus dan Internet Security

Jika komputer sudah terkena WannaCry, maka berikut ini tindakan yang sebaiknya dilakukan:

  1. Menonaktifkan SMBv1
  2. Memblokir 139/445 dan 3389 ports
  3. Melakukan patching pada layanan SMBv1
  4. Mengunjungi situs ini untuk pertolongan pertama: https://www.nomoreransom.org.crypto-sheriff.php
Halaman: