Anak usaha Gojek, GoPlay mengumumkan penutupan putaran pendanaan independen pertamanya pada hari ini. Dana segar yang diperoleh akan digunakan untuk memperkuat teknologi, di tengah persaingan dengan pengembang platform video on-demand (VoD) lainnya seperti Netflix maupun situs streaming film ilegal seperti IndoXXI.
Pendanaan tersebut dipimpin oleh ZWC Partners dan Golden Gate Ventures. Selain itu, diikuti oleh Openspace Ventures, Ideosource Entertainment, dan Redbadge Pacific.
CEO GoPlay Edy Sulistyo mengatakan, penggalangan dana independen tersebut menunjukkan kepercayaan investor terhadap industri hiburan on-demand di Indonesia. Selain itu, mencerminkan besarnya potensi bisnis para kreator konten Tanah Air.
Karena itu, perusahaan berfokus meningkatkan teknologi GoPlay. “Kami bekerja keras membangun teknologi dan menyempurnakan fitur-fitur GoPlay selama setahun terakhir,” ujar Edi dikutip dari siaran pers, Senin (8/6).
(Baca: Soal Pajak Streaming Film: GoPlay Setuju, Iflix Tunggu Kantor Pusat)
Perusahaan juga ingin merangkul lebih banyak mitra yang memiliki keahlian mendalam di industri. Ini bertujuan memacu pertumbuhan bisnis GoPlay.
“Dengan menggabungkan sumber daya, keahlian para partner, dan rekam jejak Gojek di Indonesia, GoPlay berada dalam posisi yang tepat untuk dapat terus mendukung dan menumbuhkan industri kreatif,” kata Edi.
Perusahaan juga menilai bahwa para kreator butuh lebih banyak platform untuk menunjukkan bakat dan karyanya. “Kami melihat potensi besar yang belum dapat terpenuhi oleh industri bioskop. Kami bekerja keras untuk dapat menutup kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan terhadap konten berkualitas melalui teknologi,” ujar dia.
(Baca: Lawan IndoXXI hingga Lk21, Gojek Punya Tiga Strategi Lewat GoPlay)
Managing Partner ZWC Partners Patrick Cheung juga optimistis terhadap potensi sektor hiburan online di Indonesia. “Dengan menggabungkan pengalaman kami selama bertahun-tahun di sektor media dan teknologi, ekosistem teknologi Gojek, dan kemampuan tim, kami percaya bahwa GoPlay dapat mempercepat pertumbuhannya secara eksponensial,” katanya.
Industri streaming film memang melonjak selama pandemi corona. Namun, Cheung optimistis bahwa teknologi yang ditawarkan GoPlay akan memainkan peranan penting dalam membangkitkan industri hiburan di Asia Tenggara pasca-pandemi Covid-19.
Managing Partner Golden Gate Ventures Jeffrey Paine menambahkan, dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia menghadirkan para storyteller potensial. Dengan memanfaatkan jangkauan Gojek, Golden Gate Ventures berencana memperluas akses ke lebih banyak konten lokal.
Sedangkan Partner Openspace Ventures Hian Goh melihat GoPlay memiliki posisi unik untuk dapat mengatasi tantangan yang sebelumnya dihadapi oleh pemain lain. “Keberadaan GoPlay di ekosistem Gojek, yang didukung dengan fokus kuat pada konten lokal merupakan kombinasi yang unggul,” ujar pendiri Asian Food Channel tersebut.
(Baca: Wishnutama Kaji Dampak ‘New Normal’ Pasca-Pandemi Bagi Industri Film)
CEO Ideosource Entertainment (anak perusahaan NFCX) Andi Boediman pun melihat pertumbuhan dan permintaan konten streaming meningkat. Bahkan, ia memperkirakan pasar industri ini mencapai US$ 1 miliar dalam tiga tahun ke depan.
“GoPlay akan memainkan peran strategis di dalam ekosistem Gojek untuk menjangkau pengguna baru, meningkatkan user engagement, dan mempertahankan para pengguna yang ada melalui konten on-demand berkualitas,” kata Andi.
Sedangkan Founder sekaligus Managing Partner Redbadge Pacific Jonathan C Kim menambahkan, GoPlay berada dalam posisi unik untuk menyatukan pertumbuhan permintaan konten lokal berkualitas tinggi, dengan jangkauan luas ekosistem Gojek. “Kami telah melihat di pasar-pasar lain seperti AS dan Korea, betapa kuatnya konten yang diciptakan dan dikurasi secara lokal dengan menggunakan platform yang tepat,” ujar dia.
(Baca: iFlix & Hooq Goyah saat Bisnis Video Streaming Panen Trafik, Mengapa?)