Jurus Efisiensi Startup di Masa Pandemi: Pangkas Gaji hingga Karyawan

123RF.com/Dejan Bozic
Ilustrasi startup
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Yura Syahrul
6/4/2020, 18.00 WIB

Sedangkan Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung menilai, pemangkasan gaji hingga PHK bukan hanya berpotensi dilakukan oleh startup, tapi juga perusahaan pada umumnya, yang tertekan pendapatannya akibat dampak corona. Selain itu, biaya pemasaran pasti dipangkas untuk mendorong efisiensi.

"Komponen terbesar (bagi) sebagian besar startup yakni man power dan pemasaran," kata dia. "Walaupun rumitnya, pemasaran ada korelasinya dengan pertumbuhan."

Efisiensi seperti itu perlu dilakukan, karena investor memilih menunggu dan melihat kondisi saat ini (wait and see) terkait kebijakan pemerintah dalam menyelesaikan masalah pandemi. Padahal, di sisi sebaliknya, startup masih membutuhkan suntikan modal dan dana tunai untuk menutup omzetnya yang kian tergerus.

(Baca: Startup-startup yang Panen Transaksi dan Rugi Akibat Pandemi Corona)

Salah satu upaya efisiensi yang telah dilakukan startup adalah memangkas gaji karyawan, khususnya level manajemen. Gojek memotong gaji setahun co-CEO dan manajemen senior sebesar 25%. Selain itu, Gojek akan mengalihkan anggaran kenaikan gaji tahunan seluruh karyawan untuk dana bantuan tersebut. Sedangkan Grab memangkas gaji para petingginya sebesar 20%. 

Tujuannya untuk membantu mitra pengemudi dan penjual (merchant) yang pendapatan hariannya tertekan oleh pembatasan sosial dan work from home dalam penanganan pandemi. Dari pemotongan gaji tersebut, Gojek mengumpulkan Rp 100 miliar, sementara Grab Rp 161 miliar.

Tak sekadar memotong gaji manajemen, berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata.co.id,  beberapa startup besar telah mengurangi jumlah karyawan. Salah satunya adalah Traveloka, yang kabarnya mulai melakukan PHK karyawan secara terbatas pada akhir Maret lalu.

“Bagian strategi dan analisis yang terkena. Sebanyak 50% engineer di India juga terdampak,” kata sumber yang mengetahui  informasi tersebut kepada Katadata.co.id, akhir Maret lalu (31/3).

Katadata.co.id sudah mengonfirmasi kabar tersebut kepada manajemen Traveloka. Namun, hingga artikel ini ditulis, pihak manajemen belum memberikan komentarnya perihal kabar program PHK tersebut.

Beberapa unicorn lain juga dikabarkan melakukan langkah-langkah efisiensi terhadap karyawannya. Bentuknya beragam, termasuk skema merumahkan pegawai tanpa digaji. Meski begitu, para startup dan unicorn terus berupaya mempertahankan usahanya di tengah masa pembatasan sosial akibat pandemi corona saat ini.

(Baca: Susul Gojek, Petinggi Grab Donasi 20% Gaji untuk Mitra Terimbas Corona)

Chief of Corporate Affairs Gojek Nila Marita mengatakan, seluruh karyawan menerapkan work form home. “Ini sesuai dengan imbauan pemerintah, tanpa adanya pengurangan gaji,” katanya kepada Katadata.co.id, pekan lalu (2/4).

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur