Startup digitalisasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Youtap Indonesia mencatat, transaksi secara non-tunai melonjak 129% selama 16-22 Maret dibanding hari biasa. Sebanyak 65% mitra tidak menerima pembayaran kas saat pandemi corona.
Perusahaan rintisan besutan Salim Group dan Youtap Singapura itu mencatat, transaksi melonjak setelah pengumuman kasus positif Covid-19 di Tanah Air. "Merchant yang tetap beroperasi mengalami kenaikan transaksi dua kali lipat dari biasanya," kata CEO Youtap Indonesia Herman Surharto dalam siaran pers, Jumat (3/4).
Secara keseluruha, penggunaan platform Youtap sempat turun 9% pada pekan pertama pandemi. Utamanya, terkiat layanan binatu (laundry), bengkel, toko baju, dan rumah makan.
(Baca: Sediakan Tiga Layanan Digital, Youtap Targetkan Gaet 1 Juta Mitra)
Penurunan terjadi karena masyarakat cenderung membatasi aktivitas di luar rumah selama pandemi corona. Meski begitu, penggunaan layanan terbantu peningkatan transaksi secara non-tunai.
Youtap juga mencatat terjadinya perubahan kebiasaan konsumen dalam berbelanja di merchant. Sebelum pandemi, transaksi paling banyak terjadi saat jam makan siang, sekitar Pukul 12.00 WIB, dan jam pulang kantor 17.00 WIB.
(Baca: Startup-startup yang Panen Transaksi dan Rugi Akibat Pandemi Corona)
Setelah pengumuman kasus positif virus corona pertama, 42% konsumen lebih memilih untuk menghindari jam-jam ramai. Transaksi dilakukan sekitar Pukul 15.00 WIB.
Saat ini, ada 1.000 merchant Youtap berada di Jakarta, Cirebon dan Jogja. Tahun ini, perusahaan menargetkan bisa menggaet 1 juta mitra.
Youtap mengembangkan platform untuk digitalisas UMKM dan menerima transaksi non-tunai melalui e-money. Selain itu, Youtap menyediakan layanan sistem kasir (point of sales/POS) bagi UMKM.
(Baca: WHO Imbau Tak Pakai Uang Tunai, DANA, Gopay & LinkAja Panen Transaksi?)