Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) Oracle Corp dikabarkan memenangkan tender atas operasional TikTok di Negeri Paman Sam. Sedangkan penawaran Microsoft ditolak oleh pengembang aplikasi video pendek tersebut, ByteDance.
Sumber The Wall Street Journal yang mengetahui persoalan itu mengatakan, Oracle akan diumumkan sebagai mitra teknologi tepercaya TikTok di AS. “Kemungkinan besar tidak akan terstruktur sebagai penjualan langsung,” demikian dikutip dari TechCrunch, Senin (14/9).
Jika kabar itu benar, aplikasi asal Tiongkok itu dapat beroperasi di Negeri Paman Sam setelah 20 September. Hal ini karena Presiden Donald Trump memberikan waktu kepada ByteDance untuk menjual operasional TikTok di AS maksimal 45 hari terhitung sejak 6 Agustus.
Sedangkan Microsoft menyampaikan bahwa penawarannya ditolak oleh ByteDance. “Mereka memberi tahu kami bahwa tidak akan menjual operasional TikTok di AS kepada Microsoft," kata perusahaan dikutip dari Bloomberg, kemarin (13/9).
Pemerintah Tiongkok memang menentang rencana penjualan operasional TikTok di AS. Beijing lebih memilih aplikasi video pendek itu dilarang beroperasi di Negeri Paman Sam ketimbang mengikuti perintah Trump.
Sumber internal otoritas Tiongkok mengatakan, pemerintah merevisi aturan terkait ekspor teknologi pada akhir bulan lalu. Ini untuk menghambat rencana penjualan bisnis TikTok di AS.
Aturan tersebut berfokus pada teknologi yang dianggap sensitif, sehingga ekspornya membutuhkan izin dari pemerintah. Salah satunya terkait analisis data untuk layanan rekomendasi informasi yang dipersonalisasi.
TikTok menggunakan teknologi itu untuk dapat memahami minat pengguna. Hal itu membuat unggahan yang tampil di setiap platform konsumen berbeda satu sama lain.
Sedangkan rencana Oracle membeli operasional TikTok didukung oleh Trump. Dikutip dari BBC.Co.UK pada bulan lalu, Presiden AS itu mengatakan bahwa Oracle merupakan perusahaan yang hebat.
Pimpinan Oracle, Larry Ellison merupakan pendukung Trump. Ellison mengadakan acara penggalangan dana untuk Trump pada Februari lalu.
Investor utama TikTok yakni General Atlantic dan Sequoia Capital juga kabarnya mendukung penawaran Oracle.
Beberapa analisis memperkirakan, Oracle berminat mengakuisisi TikTok di AS untuk mendapatkan data pengguna, utamanya terkait interaksi sosial. Dengan begitu, perusahaan dapat mengembangkan bisnis komputasi awan (cloud), data, dan periklanan.
Pangsa pasar TikTok di AS memang besar. Berdasarkan riset Priori Data, aplikasi buatan Tiongkok itu diunduh 45,6 juta kali di Negeri Paman Sam. Jumlah penggunanya menempati urutan kedua setelah India.
Merujuk data Oberlo, pengguna TikTok secara global mencapai 800 juta per Juli lalu. Sedangkan aplikasinya diunduh lebih dari dua miliar kali.
Analis di Constellation Research Holger Mueller mengatakan, bisnis Oracle berkembang dari hanya penyedia basis data menjadi pengelola cloud. Ia memperkirakan, klien perusahaan akan meningkat pesat jika bermitra dengan TikTok.
"Kalau Microsoft mendapatkan TikTok, penggunanya bisa meningkat 2%-5%. Sedangkan Oracle bisa sampai 10%," ujar Mueller, dikutip dari TechCrunch.
Selain Microsoft dan Oracle, Twitter dan Netflix berminat membeli operasional TikTok di AS.