Raih Investasi Rp 142 M, Startup BukuKas Ingin Kembangkan Bank Digital

Google Play Store
Ilustrasi aplikasi BukuKas
Penulis: Desy Setyowati
12/1/2021, 11.26 WIB

Perusahaan rintisan itu pun berencana meluncurkan layanan pembayaran digital pada bulan ini. Hingga akhir 2021, BukuKas juga bakal memperkenalkan fitur baru termasuk termasuk ‘tools’ pada tampilan muka toko online, mesin promosi, dan berbagi di media sosial.

“Dengan adanya Covid-19, UKM terburu-buru untuk mendigitalisasi bisnis, tetapi mereka tidak memiliki ‘alat’ seluler yang tepat untuk menjual secara online maupun mengelola  usaha,” kata Menon.

Namun, ia tidak memerinci terkait rencananya membangun bank digital. Sedangkan di Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah menyiapkan aturan mengenai bank digital.

Beberapa bank seperti BCA dan Gojek sudah merambah bisnis ini. Sebelumnya, Kepala OJK Institute Agus Sugiarto menilai neobank atau layanan perbankan digital tanpa adanya kontak fisik (virtual banking) sangat menjanjikan. Alasannya, pengguna internet di Indonesia hampir 200 juta orang.

Selain itu, berdasarkan survei OJK, indeks inklusi keuangan Indonesia hanya 76,19%. “Potensinya luar biasa besar sekali," ujar Agus dalam diskusi online bertajuk ‘Traditional Bank vs Neobank’, September lalu (17/11/2020).

Selama pandemi Covid-19 masyarakat juga semakin terbiasa menggunakan layanan digital. “Terakhir, potensinya besar karena belum ada neobank yang beroperasi secara resmi di Indonesia," kata Agus.

Halaman: