Elang Mahkota Teknologi atau Emtek mengatakan, Bukalapak bersiap melakukan penawaran saham perdana alias IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun, unicorn e-commerce ini juga disebut-sebut mengkaji IPO di bursa saham AS lewat perusahaan akuisisi bertujuan khusus atau SPAC dan memantau proses pencatatan Grab.
Sekretaris Perusahaan Emtek Titi Maria Rusli mengonfirmasi bahwa Bukalapak berencana mencari pendanaan melalui pasar modal Tanah Air. Saat ini, unicorn memproses pengajuan permohonan IPO di BEI.
Jika proses di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berjalan lancar, IPO diharapkan terealisasi pada Agustus.
"Kami merencanakan kalau bisa (IPO) sekitar Agustus. Ini kalau semua proses berjalan dengan baik di OJK dan BEI," kata Titi saat paparan publik di kantor, Jakarta, Kamis (3/6).
Ia mengatakan, tim internal Bukalapak masih membahas jumlah dana yang diincar lewat IPO maupun persentase saham yang dilepas. Jika sudah mendapat persetujuan efektif dari OJK, ia berjanji bakal ada pengumuman.
“Kami taat pada aturan OJK dan BEI. Saat ini sedang proses pengajuan pencatatan IPO ke BEI," katanya.
Emtek memiliki saham di Bukalapak melalui anak usaha, Kreatif Media Karya. Di satu sisi, Grab membeli 4,6% saham Emtek lewat pembelian saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu alias private placement, melalui H Holdings.
Decacorn Singapura itu juga berencana IPO di bursa saham Amerika Serikat (AS) lewat perusahaan cek kosong atau SPAC Altimeter Growth. Setelah pengumuman merger dengan Grab, saham Altimeter justru melorot.
Bukalapak juga disebut-sebut mengkaji IPO di AS lewat SPAC. Unicorn ini pun dikabarkan menunggu dan melihat (wait and see) proses pengajuan IPO Grab.
Namun, Perwakilan Bukalapak tidak berkomentar mengenai rumor akan IPO di AS maupun mengkaji proses pencatatan saham Grab lewat SPAC. Ia hanya menyampaikan bahwa perusahaan selalu mengeksplorasi kesempatan untuk terus bertumbuh dan berkembang secara finansial.
“Untuk saat ini, kami belum membuat keputusan apapun. Fokus kami saat ini yaitu terus mencari strategi yang tepat untuk menjadi perusahaan yang berkelanjutan dan menciptakan nilai tambah bagi para partner dan pengguna ke depan,” kata dia kepada Katadata.co.id, Kamis (3/6).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Gede Nyoman Yetna Setya juga enggan berkomentar perihal kabar Bukalapak menunggu dan melihat proses IPO Grab.
Sedangkan Wakil Direktur Utama Emtek Sutanto Hartono mengatakan, perusahaan berinvestasi di Grab Indonesia. Ini disamping Grab Holdings yang membeli saham Emtek.
“Itu karena kami melihat ada irisan-irisan dari ekosistem digital,” kata Sutanto.
Langkah tersebut membuat hubungan antara Emtek dan Grab ke tingkat lebih jauh. “Jika dulu sekadar dua entitas independen, sekarang tentu saja memudahkan kami berdiskusi lebih terbuka dan mendalam,” ujar dia.
Namun sejauh ini, “belum mencapai suatu diskusi yang sampai tahu ingin melakukan apa,” katanya. “Bicara berbagi tumpangan (ride hailing) dengan e-commerce pasti ada. Saingan kami pun mengumumkan merger.”