Oleh karena itu, perusahaan meluncurkan aplikasi Kemanayo saat pandemi Covid-19 karena potensinya dinilai cukup besar. "Banyak orang yang mulai merencanakan perjalanan meski ada virus corona. Mereka sudah memikirkan tempat apa yang akan dikunjungan dan temanya," ujarnya.

Koordinator Tata Kelola Ekonomi Digital II Kemenparekraf Muhamad Tidar Hetsaputra mengatakan, pandemi corona menciptakan tren baru di bisnis perjalanan. "Konsumen semakin sedikit, tapi mereka terencana dan menghabiskan uang semakin banyak," katanya.

Oleh karena itu, kementerian berkolaborasi dengan platform digital dalam membuat paket wisata untuk mendongkrak transaksi.

Sebelumnya, riset AppsFlyer menunjukkan bahwa aplikasi layanan wisata terkena dampak pandemi corona. Namun, startup di sektor ini diramal pulih tahun ini. 

AppsFlyer mencatat, jumlah unduh non-organik atau NOI kategori aplikasi travel rerata menurun 60% secara tahunan (year on year/yoy) tahun lalu. Penghapusan (uninstall) aplikasi wisata melonjak 60% pada 2020. 

Namun, layanan wisata diprediksi bangkit tahun ini. “Kemungkinan rebound. Dia akan balik ke titik tertinggi terkait NOI," kata Senior Success Customer Manager AppsFlyer SEA Luthfi Anshari, April lalu (7/4).

Alasannya, minat masyarakat untuk bepergian meningkat. "Orang sudah mau bepergian meski harus tes risiko Covid-19,” kata dia.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan