Unicorn RI Bersiap IPO di AS, Investor: Perlu 3 Persiapan

ANTARA FOTO/REUTERS/Brendan McDermid/ama/cf
Layar yang menampilkan harga saham di atas lantai bursa New York Stock Exchange (NYSE) terlihat setelah penutupan perdagangan di New York, Amerika Serikat, Kamis (12/3/2020).
8/9/2021, 20.02 WIB

CEO GoTo Andre Soelistyo menargetkan IPO di BEI tahun ini. Namun tiga sumber Reuters mengatakan, rencana ini kemungkinan ditunda.

Itu karena revisi aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait pencatatan saham belum rampung Regulasi yang dimaksud terkait aturan baru struktur permodalan saham kelas ganda (dual class share) dengan saham hak suara multipel atau multiple voting shares (MVS) saat IPO.

Sedangkan CEO Traveloka Ferry Unardi menyampaikan, perusahaan ingin cepat berkembang. Oleh karena itu, unicorn ini mengkaji IPO tahun ini.

"Jika dapat melakukannya lebih cepat, kami kemudian dapat berfokus pada eksekusi dan mengembangkan perusahaan," kata Ferry saat sesi wawancara dengan jurnalis Bloomberg, dikutip Februari (16/2).

Pada tahap awal, Traveloka akan IPO di Wall Street, AS. Namun, Ferry tidak memerinci bursa saham AS yang akan dipilih yakni New York Stock Exchange (NYSE) atau Nasdaq.

Traveloka juga sudah menggaet JPMorgan Chase & Co untuk proses IPO. Setelah AS, unicorn itu mengkaji penawaran saham perdana di BEI.

Lalu Kredivo berencana IPO di bursa saham AS Nasdaq tahun depan. Rencana ini dieksekusi usai induk usaha Kredivo, FinaAccel diakuisisi oleh perusahaan investasi global AS yakni VPC Impact Acquisition Holdings II (VPCB).

Melalui penggabungan bisnis itu, valuasi ekuitas pro-forma diperkirakan US$ 2,5 miliar atau setara Rp 36,25 triliun dengan asumsi tidak ada penebusan.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan