Kopi Kenangan dikabarkan mendekati status unicorn atau startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar. Perusahaan rintisan bidang kuliner disebut-sebut tengah berdiskusi dengan beberapa investor untuk putaran pendanaan seri C.
Berdasarkan laporan DealStreatAsia, salah satu investor yang dikabarkan dalam pembicaraan dengan Kopi Kenangan yakni Falcon Edge. Investor asal Amerika Serikat (AS) itu menyuntik modal startup asal Indonesia, GudangAda US$ 100 juta pada Juli.
Kopi Kenangan dikabarkan menargetkan US$ 100 juta atau Rp 1,4 triliun dalam pendanaan seri C tersebut. "Jika berhasil mengamankan pendanaan itu, maka valuasi Kopi Kenangan akan mencapai status unicorn," demikian isi laporan DealStreetAsia dikutip dari D-Insights, Senin (22/11).
Katadata.co.id mengonfirmasi kabar pendanaan dan status unicorn itu kepada Kopi Kenangan. Namun, perusahaan tidak menanggapi rumor tersebut.
"Kami belum mengetahui informasi mengenai kabar tersebut. Apabila ada update informasi, akan kami beritahukan lebih lanjut," kata PR & Communication Manager Kopi Kenangan Ruth Davina kepada Katadata.co.id, Senin (22/11).
Dikutip dari Crunchbase, Kopi Kenangan mengumpulkan US$ 237 juta dalam lima putaran pendanaan. Terakhir, startup kuliner ini meraih US$ 109 juta dari putaran pendanaan seri B tahun lalu.
Pendanaan tersebut dipimpin oleh investor terdahulu, Sequoia Capital dan diikuti oleh Alpha JWC. Selain itu, ada pemodal anyar yang berpartisipasi yakni B Capital, Horizons Ventures, Verlinvest, Kunlun, dan Sofina.
Startup kuliner dengan konsep grab and go itu telah memiliki lebih dari 500 gerai. Kopi Kenangan menjual lebih dari tiga juta cangkir per bulan. Selain itu, menjangkau lebih dari satu juta pelanggan melalui aplikasi seluler.
Tahun lalu, Kopi Kenangan mengembangkan sayap ke industri makanan dengan meluncurkan varian roti bernama Cerita Roti. Selain itu, merilis brand ayam goreng dengan nama Chigo tahun ini.
Co-Founder sekaligus Managing Partner di Ideosource dan Gayo Capital Edward Ismawan mengatakan, startup kuliner seperti Kopi Kenangan memang mempunyai peluang untuk jadi unicorn baru di Indonesia. "Ini karena perputaran transaksi yang besar dan jumlah outlet yang dibuat banyak," katanya kepada Katadata.co.id.
Selain itu, potensi pasar di Indonesia yang masih sangat terbuka baik di kota tingkat (tier) 1 dan 2, membuat startup kuliner bisa meningkatkan engagement dari fungsi aplikasi seluler.
VP of Investment & Business Development BRI Ventures Markus Liman Rahardja mengatakan, startup kuliner terdorong oleh layanan pesan-antar makanan yang meningkat selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) saat pandemi Covid-19.
Sektor kuliner memperoleh efek domino dari perkembangan bisnsi berbagi tumpangan (ride hailing) seperti Gojek dan Grab. “Selanjutnya konten yang dikirim itu yang potensial, yakni makanan dan minuman,” kata Markus, akhir tahun lalu (11/12/2020).
Beberapa startup kuliner Tanah Air pun mendapatkan pendanaan dari investor. Rincian perusahaan rintisan di sektor kuliner yang meraih investasi tahun lalu yakni:
- Kopi Kenangan US$ 109 juta
- Hangry US$ 3 juta
- YummyCorp US$ 12 juta
- Mangkokku US$ 2 juta
- Haus! US$ 2 juta
- Greenly yang tidak disebutkan nilainya
Sedangkan tahun ini yaitu:
- Legit Group US$ 3 juta
- Jiwa Group (Janji Jiwa) yang tidak disebutkan nilainya
- Yummy Corp pendanaan seri B
- DailyBox pendanaan seri A