Bukalapak, CT Corp, Grup Salim, Grab, Carro, dan Growtheum Capital Partners terlibat dalam aksi korporasi penambahan modal PT Allo Bank Indonesia Tbk. Masuknya e-commerce ini menambah deretan startup yang merambah bank digital di Indonesia.
Penambahan dana dari Bukalapak dan deretan korporasi itu meningkatkan modal utama Allo Bank menjadi lebih dari Rp 6 Triliun. Ini juga membuat Allo Bank menjadi salah satu bank digital dengan modal kuat di Indonesia.
Bank Allo Commissioner Ali Gunawan mengatakan, penambahan modal dari Bukalapak dan korporasi lainnya akan mengakselerasi ekspansi layanan kredit ke seluruh Indonesia. "Kami antusias untuk meluncurkan layanan pinjaman di Indonesia," kata dia dalam siaran pers, hari ini (5/1).
Ia mengatakan, Bank Allo menyasar layanan kredit karena potensinya besar. "Terdapat hampir 280 juta jiwa penduduk Indonesia, namun 50% tidak memiliki rekening bank dan 15% masuk kategori belum terlayani bank (underbanked)," katanya.
Bank Allo merupakan bank berlisensi penuh yang menawarkan produk rekening pribadi, bisnis, dan rekening gabungan, termasuk paylater, InstantCash, tabungan serta deposito berjangka. Bank Allo juga menyediakan layanan e-wallet, Top Up, pembayaran dan jasa transfer.
Pelaksana Tugas Direktur Utama Bukalapak Willix Halim mengatakan, masuknya Bukalapak ke bank digital merupakan upaya integrasi layanan bagi pasar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). "Kerja sama ini dapat mengembangkan penawaran serta aksesibilitas kredit bagi para pelaku usaha di area rural," katanya.
Masuknya Bukalapak ke bank digital juga dapat memperdalam dan memperluas penetrasi ke seluruh penjuru Indonesia. "Dengan penetrasi telepon seluler sebanyak 80%. Indonesia siap dengan kehadiran bank digital," katanya.
Investasi Bukalapak ke bank digital juga menambah deretan startup seperti GoTo dan Shopee yang lebih dahulu menyasar sektor ini di Tanah Air. Perusahan rintisan yang sudah dan berencana mengembangkan bank digital di Indonesia yakni:
1. Bukalapak
Perusahaan e-commerce ini membeli 2.49 miliar saham Bank Allo melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue Rp 1,19 triliun. Harganya Rp 478 per lembar.
Investasi itu akan meningkatkan pemilikan Bukalapak di Bank Allo menjadi 11,49%. Ini dengan asumsi seluruh pemilik HMETD mengambil haknya.
2. Gojek
Gojek, melalui anak usaha Dompet Karya Anak Bangsa (GoPay), berinvestasi Rp 1,32 triliun di Bank Jago lewat rights issue. Sebelumnya, decacorn ini menyuntikkan Rp 2,25 triliun ke Bank Jago.
Bank Jago dan Gojek pun sudah memulai tahap awal kolaborasi dan integrasi layanan. Bentuknya berupa penyediaan metode pembayaran non-tunai Bank Jago di aplikasi Gojek.
Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita mengatakan, integrasi itu melengkapi opsi pembayaran non-tunai di aplikasi Gojek. Nasabah Bank Jago dapat bertransaksi tanpa perlu mengisi ulang saldo.
“Kemitraan ini akan terus menghadirkan inovasi dalam layanan keuangan digital. Salah satunya pembukaan akun Bank Jago akan bisa langsung dari aplikasi Gojek,” kata Nila dalam keterangan tertulis, tahun lalu (22/7/2021).
3. Grab
Grab juga terlibat dalam penambahan modal di Bank Allo. Sebelumnya, Grab dikabarkan bersiap masuk ke bisnis digital di Tanah Air lewat Bank Capital.
Decacorn itu juga telah memperoleh lisensi bank digital penuh atau digital full bank (DFB) dari otoritas moneter Singapura alias Monetary Authority of Singapore (MAS).
Lisensi itu didapat oleh konsorsium Grab dan Singapore Telecommunications Limited. Layanan ini memperkuat lini bisnis keuangan, Grab Financial Group (GFG).
4. Induk Shopee, Sea Group
Induk Shopee ini memperoleh lisensi DFB dari MAS di Singapura. Dikutip dari laman resmi MAS, DFB diizinkan untuk mengambil simpanan dari dan menyediakan layanan perbankan untuk segmen nasabah individu atau retail dan non-retail.
Di Indonesia, Sea Group menjadi pemegang saham pengendali Bank Kesejahteraan Ekonomi. Bank BKE berganti nama menjadi Bank Seabank Indonesia atau SeaBank.
5. Traveloka
Traveloka juga terlibat dalam penambahan modal Bank Allo. Tahun lalu, Presiden Traveloka Caesar Indra sempat mengatakan Traveloka mempertimbangkan untuk membeli bank guna memperluas layanan.
"Semua opsi ada di meja," kata Indra.
Saat wawancara dengan jurnalis Kr-Asia Khamila Mulia sebelumnya, Co-Founder Traveloka Albert Zhang juga mengatakan bahwa perusahaan bakal berfokus pada layanan finansial untuk meraih untung pada 2021.
"Kami telah melihat peluang besar di sektor ini untuk melayani segmen yang tidak memiliki rekening bank," kata dia, dikutip dari Kr-Asia, pada 2020 (1/12/2020).
6. Bukukas
Startup pengelola keuangan digital untuk UMKM ini berencana merambah layanan bank digital. Ini setelah BukuKas meraih investasi US$ 10 juta atau sekitar Rp 142 miliar.
(Ada perubahan pada paragraf 24 pada Kamis (6/1) Pukul 13.29 WIB)