GoTo berencana mencatatkan saham perdana alias initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). CEO Gojek Kevin Aluwi menyampaikan, perusahaannya berkontribusi Rp 249 triliun terhadap perekonomian nasional tahun lalu.
Dalam rangka IPO itu, GoTo meluncurkan Program Saham GoTong Royong. Dalam prospektus GoTo, program ini akan terbagi dalam tiga bagian, yakni inisiatif pemberian saham kepada mitra pengemudi, konsumen dan pedagang, serta rencana insentif jangka panjang.
“GoTo akan memberikan manfaat ekonomi dalam bentuk saham atau uang tunai hasil penjualan saham kepada mitra,” kata Kevin saat rapat dengar pendapat (RDP) tentang revisi UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) dengan Komisi V DPR, yang disiarkan secara virtual, Senin (28/3).
“Ini pertama kalinya di dunia perusahaan teknologi memberikan saham kepada mitra,” tambah dia.
GoTo memperpanjang masa penawaran awal yang semula berakhir pada Senin (21/3) menjadi Kamis (24/3) pekan lalu. Perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia ini menawarkan saham dengan rentang harga Rp 316 - Rp 346 per lembar.
Rencananya, GoTo melantai di BEI dan terbuka untuk investor ritel pada 7 April. Waktu ini juga mundur dari jadwal semula 4 April.
Kevin juga menyampaikan bahwa Gojek berkontribusi Rp 249 triliun terhadap perekonomian nasional tahun lalu. Ini tertuang dalam riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI).
"Kontribusi ekonomi Gojek mencapai Rp 249 triliun, atau 1,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia," kata Kevin.
Menurutnya, kontribusi Gojek tersebut signifikan. Ini pun terhitung hanya dari satu perusahaan, yakni Gojek. Nilainya belum termasuk ekosistem GoTo secara keseluruhan.
Riset LD FEB UI menyebutkan, kontribusi paling besar disumbang oleh layanan pesan-antar makanan GoFood. Wakil Kepala LD FEB UI Paksi C.K. Walandouw mengatakan, riset ini mengacu pada data transaksi di ekosistem Gojek dan GoTo Financial.
LD FEB UI juga melakukan survei kontribusi ekosistem Gojek dan GoTo Financial kepada 47.218 responden yang terdiri dari mitra serta konsumen. "Kami hitung dasarnya dampak dari keseluruhan ekosistem. Hasilnya, kontribusi Gojek 1,6% terhadap PDB atau Rp 249 triliun,” kata Paksi, akhir tahun lalu (21/10/2021).
Sedangkan perkiraan kontribusi Gojek terhadap ekonomi Indonesia tahun lalu meningkat dibandingkan 2020 sebesar 1% terhadap PDB. Paksi mengatakan, peningkatan kontribusi ini karena ekosistem Gojek dianggap mampu meningkatkan pendapatan mitra Rp 66 triliun pada 2021.
Peningkatan pendapatan paling besar dialami oleh mitra GoFood. Ada 66% mitra GoFood yang mencatatkan peningkatan pendapatan selama 2021 dibandingkan 2020.
Kenaikan pendapatan itu terjadi karena GoFood dianggap mampu memberikan promosi, perluasan akses pasar, kemudahan pengelolaan operasional hingga pelatihan kewirausahaan kepada mitranya.
Riset LD FEB UI juga mencatat, jumlah pengusaha pemula yang memanfaatkan GoFood pada 2021 meningkat 47%. Ini karena, 4 dari 5 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) percaya GoFood mendorong pertumbuhan usaha.
Ada 3 dari 4 mitra UMKM juga yang menganggap biaya komisi GoFood sudah sesuai dengan manfaat yang didapatkan. LD FEB UI juga mencatat, konsumen Gojek loyal selama tahun ini.
Sebanyak 90% responden dari konsumen mengatakan lebih sering menggunakan layanan GoFood pada 2021. Kemudian, 86% konsumen juga akan tetap menggunakan layanan dari Gojek meskipun tanpa promo.
"Ekosistem Gojek menjadi salah satu pilihan konsumen untuk tetap produktif. Mereka juga merasa aman menggunakan layanan dalam ekosistem ini," kata Peneliti LD FEB UI Alfindra Primaldhi.