Besarnya Ekosistem Alibaba di Indonesia jika Jadi Suntik Smartfren

ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song
Logo Alibaba Group terlihat di kantor pusat perusahaan tersebut di Hangzhou, provinsi Zhejiang, China, Senin (18/11/2019).
Penulis: Desy Setyowati
26/7/2022, 16.46 WIB

Alibaba dikabarkan berinvestasi lebih dari US$ 100 juta atau sekitar Rp 14,9 triliun di Smartfren Telecom melalui Lazada. Jika ini benar terjadi, seberapa besar ekosistem raksasa e-commerce Cina itu di Indonesia?

E-commerce asal Singapura, Lazada disebut-sebut akan segera menjadi pemegang saham operator telekomunikasi Smartfren Telecom. Rencana ini kabarnya terkait ambisi Alibaba untuk mengembangkan bisnis pusat data (data center) di Indonesia.

Alibaba merupakan salah satu investor Lazada. "Alibaba akan menjadi pemegang saham Smartfren melalui private placement," kata sumber D-Insights, dikutip Selasa (26/7).

Private placement atau Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) adalah aksi penambahan modal dengan cara menerbitkan saham baru oleh perusahaan. Penjualannya langsung ditargetkan ke investor besar atau grup investor, tanpa melalui transaksi reguler di bursa saham. 

Katadata.co.id sudah mengonfirmasi kabar tersebut kepada Lazada, namun belum ada tanggapan.

Sedangkan manajemen Smartfren tidak mengonfirmasi kabar tersebut. "Saat ini belum ada konfirmasi terkait hal tersebut," kata Presiden Direktur Smartfren Telecom Merza Fachys kepada D-Insights.

Alibaba merambah banyak pasar di Indonesia, salah satunya komputasi awan (cloud). Anak usahanya yakni Alibaba Cloud sudah membangun tiga pusat data di Indonesia.

Perusahaan asal Cina itu juga berencana mengoperasikan data scrubbing center pertama di Tanah Air. Selain itu, berinvestasi di banyak startup Indonesia, sebagaimana terlihat pada Bagan di bawah ini:

E-CommerceAlibabaTokopedia
Lazada (Singapura)*
Ant GroupBukalapak
Fintech pembayaranAlibabaTrue Money (Thailand)*
Ant GroupDANA
Fintech lendingAlibabaAkulaku
Asetku (lewat Akulaku)
Bank DigitalAlibabaNeo Commerce (lewat Akulaku
LogistikAlibabaJ&T Express
Trimuda Nuansa Citra (lewat Akulaku)

Sumber: Diolah Katadata.co.id

Alibaba di Bisnis Pusat Data Indonesia

Raksasa e-commerce itu merambah kota tingkat (tier) dua dan tiga, seperti Bandung dan Yogyakarta. Ini dilakukan seiring dengan potensi besar pasar digital di kota-kota tersebut.

Country Manager Alibaba Cloud Indonesia Leon Chen mengatakan, perluasan sumber daya cloud dari Alibaba itu dilakukan dengan cara menggelar program asistensi lokal. Alibaba berkolaborasi dengan asosiasi lokal dan komunitas pengembang (developer) di kota tier dua dan tiga dalam mempromosikan cloud, serta teknologi digital.

Alibaba juga bekerja sama dengan universitas di kota tier dua dan tiga untuk menggelar pelatihan talenta digital, dukungan teknologi informasi, serta konsultasi teknis secara langsung tentang adopsi cloud di lintas-industri.

Alibaba Cloud akan meluncurkan program tersebut di Bandung, Bali, Surabaya, dan Yogyakarta. Program ini juga ditawarkan bersama dengan mitra lokal seperti Blue Power Technology dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Alibaba di Bisnis Fintech dan Bank Digital di Indonesia

Alibaba Group dan afiliasinya Ant Group berinvestasi di banyak sektor startup di Indonesia. Di sektor teknologi finansial (fintech), Ant Group menyuntik modal DANA, Akulaku, dan Asetku.

Anak usaha Grup Sinar Mas, Smartfren dan Alibaba juga sempat dikabarkan akan mengambil alih platform fintech pembayaran DANA dari Elang Mahkota Teknologi (Emtek). Rumor ini sudah beredar sejak tahun lalu.

Bulan lalu, Bank Sinarmas merencanakan investasi di startup teknologi finansial (fintech) pembayaran DANA US$ 25 juta atau Rp 368 miliar. Namun, rencana ini berubah.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Sinarmas melalui laporan informasi atau fakta material, mengungkapkan perubahan rencana sebagai calon investor di Espay Debit Indonesia Koe, melalui PT Elang Adalan Nusantara (EAN) atau DANA.

Corporate Secretary Division Head Bank Sinarmas Retno Tri Wulandari menjelaskan, perubahan itu menindaklanjuti laporan informasi atau fakta material perseroan nomor 070/2022/PRESDIR tanggal 2 Maret terkait rencana investasi kepada PT EAN.

"Ini didasarkan atas kesepakatan bersama para calon investor yang menyebabkan perseroan tidak lagi menjadi salah satu calon investor," kata Retno dikutip Katadata.co.id dari laporan itu, bulan lalu (15/6).

Meski begitu, VP Communication DANA Indonesia Putri Dianita mengatakan, perubahan rencana investasi dari Bank Sinarmas tidak akan berdampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan perusahaan.

Menurutnya, Bank Sinarmas hanya akan digantikan dengan entitas Sinarmas lainnya.

"Proses penyelesaian rencana investasi Sinarmas juga tetap berjalan demgan baik, tentunya tetap menunggu persetujuan dari otoritas berwenang yang terkait," kata Putri kepada Katadata.co.id, bulan lalu (15/6).

Alibaba juga berinvestasi fintech lending Akulaku. Sedangkan startup ini juga menyuntik modal bank digital Bank Neo Commerce (BNC).

Tech In Asia melaporkan Akulaku mencatatkan pendapatan US$ 598 juta tahun lalu. Angkanya naik 122% dari tahun ke tahun (year on year/yoy).

Akulaku juga melaporkan peningkatan nilai penjualan alias gross merchandise value (GMV) 136% yoy menjadi US$ 5,8 miliar tahun lalu.

Alibaba di Pasar E-Commerce Indonesia

Alibaba berinvestasi di Lazada dan Tokopedia. Kedua e-commerce ini beroperasi di Indonesia.

Tokopedia merger dengan Gojek tahun lalu, dan membentuk entitas gabungan bernama GoTo. Perusahaan induk pun mencatatkan saham perdana alias IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini.

Alibaba juga dikabarkan menyuntik modal Lazada US$ 378 juta atau sekitar Rp 5,5 triliun. Kabar ini diketahui dari dokumen pengajuan kepada Accounting and Corporate Regulatory Authority Singapura.

“Modal tersebut diberikan dalam bentuk saham baru yang dikeluarkan oleh Lazada kepada entitas Alibaba Group yang berbasis di Singapura,” demikian dikutip dari Tech In Asia, pada Mei (9/5).

Suntikan modal terbaru dari Alibaba ke Lazada kabarnya untuk menyasar pasar Eropa. Shopee lebih dulu merambah pasar ini.

Alibaba di Bisnis Logistik Indonesia

Alibaba juga merambah pasar logistik Tanah Air, dengan berinvestasi di J&T Express dan Trimuda Nuansa Citra lewat Akulaku.

Valuasi J&T Express bahkan dilaporkan melampaui Gojek, menurut Hurun Global Unicorn Index 2021.

Hurun Global Unicorn Index 2021 mencatat, valuasi J&T Express US$ 20 miliar atau sekitar Rp 285 triliun. Nilainya lebih besar ketimbang Gojek US$ 10,5 miliar atau setara Rp 150 triliun.

J&T Express pun menempati urutan ke-16 unicorn terbesar di dunia, menurut Hurun Global Unicorn Index 2021. Posisi pertama ditempati oleh induk TikTok, ByteDance. Lalu Ant Group dari Alibaba dan SpaceX milik Elon Musk.

 

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan