Bansos BBM Rp 600 Ribu Sudah Cair, Ojek Online: Tapi Tidak Cukup

ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di depan Stasiun Tangerang, Kota Tangerang, Banten, Senin (5/9/2022).
Penulis: Lenny Septiani
26/9/2022, 14.51 WIB

Pemerintah mencairkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang merupakan bantuan sosial pengalihan subsidi BBM atau disebut juga bansos BBM sejak awal bulan ini. Asosiasi mencatat bahwa sebagian pengemudi ojek online sudah mendapatkan BLT, namun dinilai tidak cukup.

Terlebih lagi, Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono mengatakan bahwa aplikator masih menerapkan biaya bagi hasil lebih dari 15%. Padahal Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah menurunkan biaya aplikasi dari maksimal 20% menjadi 15% awal bulan ini.

Biaya aplikasi adalah persentase dari nominal transaksi yang diambil oleh aplikator Gojek, Grab, dan Maxim. Penurunan biaya maksimal bagi hasil ditetapkan bersamaan dengan kenaikan tarif ojek online.

“Setinggi apapun tarif dinaikkan oleh pemerintah, yang akan mendulang profit adalah perusahaan aplikator yang masih menerapkan potongan biaya komisi di atas 10%,” kata Igun kepada Katadata.co.id, Senin (26/9).

Namun, dia tidak memerinci aplikator mana yang menerapkan biaya sewa aplikasi lebih dari 15%.

Katadata.co.id juga sudah mengonfirmasi kepada Gojek, Grab, dan Maxim apakah mereka menerapkan biaya bagi hasil lebih dari 15%. Namun belum ada tanggapan.

Sedangkan menurut Igun, Bansos BBM tidak cukup untuk mengimbangi pengurangan biaya bagi hasil atas transaksi dan kenaikan harga BBM. “Ini (Rp 600.000) sangat belum memadai dibandingkan subsidi langsung di harga BBM jenis pertalite,” ujarnya, akhir pekan lalu (22/9).

“Sebab, dalam sehari pengemudi ojek online menghabiskan rata-rata sekitar 5 - 7 liter BBM pertalite, tergantung jarak yang ditempuh dan waktu operasional,” tambah dia.

Hal senada disampaikan oleh pengemudi ojek online Febri Setiawan (28 tahun). “Kurang. Berharap ada bantuan dari pemerintah,” ujar mitra pengemudi Grab ini.

Lagi pula, ia juga belum mendapatkan bansos BBM dari pemerintah maupun bantuan dari Grab.

Hal senada dialami oleh mitra pengemudi Gojek Yayok Andriyanto (39 tahun). “Saya belum dapat, karena belum terdaftar oleh ketua RT. Dari aplikator juga tidak ada,” katanya.

Ia berharap, seluruh pengemudi ojek online bisa mendapatkan bantuan atas kenaikan harga BBM.

Reporter: Lenny Septiani