Ada Fintech, BI Optimistis Inklusi Keuangan Capai Target 75% Tahun Ini

ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Ilustrasi, warga menggunakan fasilitas layanan perbankan digital di Jakarta, Kamis (18/7/2019). BI optimistis target inklusi keuangan 75% bisa tercapai dengan adanya bantuan dari fintech.
Penulis: Desy Setyowati
18/9/2019, 16.52 WIB

Untuk bisa mencapai target inklusi keuangan, kata dia, fintech pembayaran didorong untuk bersinergi dengan perbankan. Selain itu, BI telah menerbitkan aturan tentang Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) dan standardisasi kode Quick Respons (QR Code).

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo ) Lis Lestari Sutjiati memperkirakan, inklusi keuangan hanya akan mencapai 59% bila hanya mengandalkan industri keuangan konvensional. "Masih ada gap 16% (35 juta penduduk) ini yang bisa digarap oleh fintech," kata dia, pada Agustus 2018 lalu.

Ia mencatat, bank memiliki 38 ribu unit laku pandai (branchless banking) dengan 900 ribu agen, 104 ribu anjungan tunai mandiri (ATM), dan 500 ribu mesin Electronic Data Capture (EDC). Namun, dengan segala fasilitas itu, bank hanya bisa menjangkau 1,5 juta masyarakat yang belum terakses perbankan (unbanked).

Padahal, 69% dari masyarakat unbanked memiliki ponsel. Dengan dukungan ponsel tersebut mereka bisa menggunakan layanan fintech. Toh, tidak semua laku pandai bisa mencakup daerah terluar, tertinggal dan terdepan (3T) di Tanah Air.

Ada 1,5 juta titik kontak finansial lewat layanan konvensional di Indonesia
LayananJumlah
Cabang bank38.000
ATM milik bank103.953
EDC500.000
Laku Pandai700.000
Layanan Keuangan Digital (LKD)200.000

Sumber: Katadata, dioleh

(Baca: Fintech Bisa Garap 35 Juta Orang dari Target Inklusi Keuangan)

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati