Perusahaan teknologi finansial (fintech) di bidang pinjaman Kredit Pintar meluncurkan produk pembiayaan khusus petani, bernama Petani Pintar. Seiring dengan peluncuran produk ini, Kredit Pintar mulai fokus memberikan pembiayaan ke sektor produktif.
Selama ini, Kredit Pintar fokus di pembiayaan untuk konsumtif atau kredit multiguna. CEO Kredit Pintar Wisely Reinharda Wijaya mengatakan, pembiayaan kepada para pelaku usaha termasuk petani berpengaruh positif terhadap perekonomian Indonesia. “Kami ingin lebih fokus ke sektor produktif, ” ujar Wisely saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (22/5).
(Baca: Setahun Berdiri, Kredit Pintar Salurkan Pinjaman Rp 3 Triliun)
Ia ingin mengambil pasar di sektor pertanian, karena jumlah petani cukup besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ada 35,7 juta petani di Indonesia pada 2018.
Di satu sisi, ia melihat bahwa pelaku usaha di sektor pertanian menghadapi persoalan permodalan, bunga pinjaman yang tinggi, dan minimnya literasi keuangan. Karena itu, perusahaannya menyasar sektor produktif yang dimulai dari sektor pertanian.
Produk pinjaman tersebut menawarkan skema tanggung renteng atau kelompok. Petani bisa membentuk kelompok berisi lima orang untuk mendapatkan pinjaman. Bila ada salah satu anggota yang tidak dapat membayar pinjaman, maka anggota yang lain akan urunan.
Menurut dia, skema tanggung renteng seperti ini bisa meminimalkan risiko gagal bayar. “Lewat Petani Pintar, kami berharap dapat membantu dalam mengembangkan usaha para petani dan mengurangi permasalahan yang dihadapi mereka tersebut,” ujarnya.
(Baca: Tanihub, Startup Pertanian yang Disebut Jokowi dalam Debat Capres)
Saat ini, pengajuan pinjaman Petani Pintar masih bersifat offline atau langsung dilakukan di pos lokasi peminjaman. Calon peminjam hanya perlu membawa dokumen berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) untuk mengajukan pinjaman.
“Jadi kami akan bantu mereka secara langsung untuk mengisi aplikasi pengajuan dan secara langsung kami verifikasi Know Your Customer (KYC) dan melakukan penilaian kepada mereka,” ujar dia.
Jika pinjaman disetujui, peminjam bisa mencicil hingga delapan kali yang dibayarkan setiap pekan. Pinjaman yang diberikan mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 2 juta, dengan bunga 6,6% selama dua bulan.
(Baca: Vestifarm, Fintech Penyalur Rp 21,3 Miliar Modal Pertanian)
Kredit Pintar menargetkan petani perempuan berusia 17-60 tahun dalam menyediakan layanan pinjaman ini. Sebab, berdasarkan kajian internal perusahaan, keuangan di setiap keluarga petani dikelola oleh ibu rumah tangga. Karena itu, Kredit Pintar fokus pada segmen ini.
Layanan pinjaman Petani Pintar baru tersedia di Wonodadi, Mojokerto, Jawa Timur. “Kedepannya, kami akan mengkaji produk pembiayaan petani ini dengan skala lokasi yang lebih luas dan nilai yang lebih besar,” ujarnya.
Saat ini, Kredit Pintar telah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp 4 triliun kepada 3 juta lebih nasabah di Indonesia per April 2019. Ia menargetkan, pinjaman ke petani mencapai 10% dari portfolio perusahaan pada tahun ini. Selain sektor pertanian, Kredit Pintar berencana menyalurkan pinjaman ke segmen produktif lain seperti usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan transportasi.
(Baca: Darmin Dorong Perbankan Beri Akses Permodalan Petani Penggilingan )