Setelah Kode QR, LinkAja dkk Tertarik Adopsi Pembayaran dengan Sensor

Amazon.com
Ilustrasi RFID di Amazon Go
Penulis: Desy Setyowati
15/5/2019, 18.04 WIB

(Baca: Adopsi Teknologi, Peretail Offline Bersaing dengan E-Commerce)

Produk yang ada di dalam toko dilengkapi dengan RFID, sehingga manajemen JD.ID akan mengetahui barang mana saja yang diambil oleh konsumen. Sebelum keluar, wajah konsumen akan diidentifikasi untuk memproses pembayaran secara otomatis. Setelahnya, pintu keluar akan terbuka.

OVO dan Go-Pay juga mengkaji kemungkinan mengadopsi sistem pembayaran dengan RFID ini. "Pada prinsipnya, kami terus mengkaji potensi untuk mengembangkan instrumen lain untuk memudahkan pengguna OVO dalam melakukan berbagai transaksi non-tunai dalam kesehariannya,” ujar Direktur OVO Harianto Gunawan.

(Baca: Peluang Emas Menjaring Dana Turis Asing dari Kode Pemindai)

Managing Director Go-Pay Budi Gandasoebrata juga menyampaikan hal serupa. Ia menyampaikan, perusahaannya mendorong terciptanya transaksi non tunai. Salah satu caranya dengan mengadopsi berbagai teknologi.

Kendati begitu, menurutnya kode QR saat ini masih menjadi solusi terbaik bagi sistem pembayaran di Indonesia. “Karena kode QR mudah dipakai, pengguna sudah familiar, alat yang dibutuhkan sederhana, dan biayanya terjangkau sehingga dapat secara cepat dipakai oleh banyak rekan usaha (scalable), terutama sampai lapisan mikro sekalipun."

Ia juga menegaskan, bahwa perusahaannya tidak menutup kemungkinan untuk mengadopsi solusi lain seperti RFID. Sejauh ini, selain JD.ID belum ada toko fisik yang mengimplementasikan RFID. Di Amerika Serikat (AS), Amazon membangun toko tanpa kasir dengan RFID bernama Amazon Go.

(Baca: Amazon Masuk Indonesia, CEO Tokopedia: UMKM Harus Go-Online)

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Cindy Mutia Annur