East Ventures Suntik Modal Platform Robot Perdagangan Aset Keuangan

East Ventures
Co-founder sekaligus CEO Lubna.io Kevin Cahya dan Co-founder sekaligus Advisor Lubna.io Eddy Hartanto. Startup ini baru mendapat suntikan modal dari East Ventures.
Penulis: Desy Setyowati
3/5/2019, 12.29 WIB

Modal ventura, East Ventures menyuntik modal platform robot perdagangan untuk berbagai aset keuangan, Lubna.io. Dana segar ini rencananya digunakan untuk pengembangan produk dan merekrut karyawan tim analis.

Menurut Partner East Ventures Melisa Irene, generasi muda dewasa ini berminat untuk bertransaksi mata uang virtual (cryptocurrency). Sebab, proses transaksi instrumen investasi ini lebih cepat dan sederhana dibanding yang lain.

Untuk itu, menurutnya Luba.io berada pada posisi yang tepat dalam mempercepat partisipasi populasi muda untuk berinvestasi. “Visinya membantu pengguna untuk berdagang dengan mudah akan menjadi keuntungan utama bagi Lubna,” kata dia dalam siaran pers, kemarin (2/5).

(Baca: IMF dan Bank Dunia Rilis Mata Uang Virtual untuk Internal)

Lubna.io memang menawarkan berbagai aset keuangan secara otomatis. Misi Lubna.io adalah menyediakan one-stop solution dalam perdagangan mata uang virtual dan  aset keuangan lainnya untuk investor ritel.

Untuk pengguna pemula, Lubna.io menawarkan berbagai robot perdagangan yang menggunakan sistem algoritmik. Teknologi menciptakan otomatisasi  perdagangan kripto di akun pengguna.

Bagi pedagang profesional, Lubna.io membantu mereka melakukan otomatisasi strategi. Dengan begitu, pedagang profesional bisa mendapat uang tambahan dengan meminjamkan strategi perdagangan otomatis kepada pemula.

(Baca: Pemerintah Terbitkan Aturan Perdagangan Mata Uang Kripto)

Dashboard yang dikembangkan Lubna.io juga memungkinkan pengguna untuk memeriksa analisis fundamental maupun teknis dari perdagangannya. Pengguna juga menerima pemberitahuan secara real-time setiap kali robot menjalankan perdagangannya.

Menurut Co-founder sekaligus CEO Lubna.io Kevin Cahya, robot ini menghilangkan efek dari sisi emosional yang sering muncul dalam melakukan investasi. Karena memanfaatkan kecerdasan buatan, setiap keputusan perdagangan diambil dengan memproses semua data yang ada.

(Baca: Bursa Kripto Asing Serbu Pasar Indonesia)

Kevin bercerita, ide ini muncul ketika ia bekerja di East Ventures dan melakukan perdagangan cryptocurrency pada 2015. Saat itu, ia merasa sulit bagi investor ritel yang memiliki pekerjaan tetap untuk mencapai keuntungan maksimal.

Sebab, dia tidak bisa memantau portofolio sepanjang waktu. “Robo-trading adalah apa yang kami lihat sebagai solusi,” ujar dia. Ia mencatat, salah satu bot-nya memiliki tingkat kemenangan hingga 48% dari total 288 transaksi. “Ini memberikan investor keuntungan laba hingga 148%," katanya.

(Baca: Popularitas Bitcoin di Indonesia Kalahkan Malaysia hingga Prancis)

Untuk membangun bisnis ini, Kevin dibantu oleh Eddy Hartanto dan Arthur Soerjohadi. Arthur sempat bekerja sebagai Country Director Indonesia di perusahaan multi-miliar dolar Amerika, Marvell Semiconductor.

Eddy menjabat sebagai Co-founder sekaligus Advisor Lubna.io. Eddy merupakan lulusan Universitas Stanford dan juga mantan software engineer senior dari Rearden Commerce. Dia telah berpengalaman dalam mengembangkan sistem otomasi untuk Forex dan mesin yang bisa menangkap dan menganalisis data candlestick.

Ketiganya mengklaim, Lubna.io merupakan robo-trading cryptocurrency pertama di Asia Tenggara. Selain mata uang virtual, Lubna.io melayani berbagai aset keuangan lainnya seperti forex dan komoditas.

Lubna juga sudah bekerja sama dengan sekuritas seperti Indodax, Bitmex, Binance, Bitfinex, dan Huobi. Saat ini, aplikasi Lubna.io tersedia di Google Playstore dan akan meluncur di iOS.

Reporter: Desy Setyowati