Beberapa analis dan perusahaan riset memperkirakan, Indonesia berada di ambang resesi akibat pandemi corona. Namun, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menilai, startup berpotensi mencegah hal itu terjadi.
Salah satu caranya, membantu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengadopsi teknologi seperti Internet of Things (IoT). Teknologi ini dapat membantu pelaku usaha mengoptimalkan penjualan dan menekan biaya produksi.
“Resesi hanya bisa teratasi dengan baik, kalau UMKM tidak terkena dampak,” kata Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SPPI) Kementerian Kominfo Ismail saat mengikuti diskusi secara virtual, Rabu (29/7).
“Dengan masuk ke ekosistem digital, UMKM bisa bertahan.”
Resesi merupakan penurunan kinerja ekonomi yang berlangsung selama beberapa bulan dalam setahun. Negara tetangga yang masuk ke dalam jurang resesi yakni Singapura dan Korea Selatan.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM), para pelaku usaha mikro menyumbangkan Rp 8.573,9 triliun. Nilainya sekitar 57,8% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2018.
Oleh karena itu, pemerintah berfokus menjaga daya tahan UMKM di tengah pandemi virus corona. Kementerian pun berkomitmen untuk menjembatani para startup, khususnya yang menyediakan solusi usaha berbasis teknologi, untuk menggaet UMKM.
"Kami siap membuka pintu pemasaran bagi para pembuat (startup berbasis) IoT ini, terutama dalam memberikan solusi kepada UMKM," ujar Ismail.
Ia mengakui, bahwa layanan berbasis digital terkendala jaringan internet yang tergolong lamban di beberapa daerah. “Kami tidak akan menunggu para operator (untuk bergerak), terutama di daerah. Kami bakal keluarkan anggaran negara untuk membangun infrastruktur di sana," ujar dia.
Selain menggaet startup berbasis digital, pemerintah gencar mendorong UMKM berjualan online. Hingga saat ini, ada sekitar 8,8 juta UMKM yang masuk ekosistem digital.
Pemerintah optimistis bisa mencapai target 10 juta hingga akhir tahun ini.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia (ASIOTI) Teguh Prasetya mengatakan, anggotanya siap menyediakan layanan teknologi pada sektor yang terpukul pandemi Covid-19.
ASIOTI tengah mengkaji standardisasi terkait IoT, yang diharapkan selesai tahun ini. "Kami bakal menggandeng semua pihak untuk bekerja sama dan standardisasi," ujar Teguh.
Sekadar informasi, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi terkontraksi atau minus 3,1% pada kuartal II. Meski demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut Indonesia secara teknis belum memasuki resesi ekonomi.
Secara teknis, pertumbuhan ekonomi yang negatif selama dua kuartal berturut-turut, maka disebut resesi.” Indonesia kuartal I masih tumbuh 3%. Kuartal II mungkin negatif, tetapi kuartal III diharapkan mendekati 0% sehingga secara teknis tidak resesi," ujar Sri Mulyani, pertengahan Juni lalu (16/6).
Namun, Morgan Stanley memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia negatif pada kuartal III. Datanya bisa dilihat pada Tabel di bawah ini:
Negara | Kuartal I | Kuartal II* | Kuartal III* | Kuartal IV* |
Indonesia | 2,97% | -5% | -1,50% | -0,5% |
Singapura | -0,3% | -12,6% | n/a | n/a |
Malaysia | 0,7% | -13% | -6% | -1,6% |
Filipina | -0,2% | -14% | -4,50% | -0,5% |
Thailand | 1,8% | -1% | -2% | -0,6% |
Asia Tenggara | 1,2% | -8,9% | -3,3% | -0,8% |
(*) proyeksi, kecuali Singapura
Sumber: Morgan Stanley
Sedangkan proyeksi secara keseluruhan tahun dapat dilihat pada Databoks di bawah ini: