Data Pribadi 553 Juta Pengguna Facebook Bocor, Termasuk dari Indonesia

Facebook
Logo baru Facebook yang ditulis dengan huruf kapital dengan warna yang berganti-ganti.
Editor: Pingit Aria
5/4/2021, 09.29 WIB

Pakar privasi digital di NordVPN Daniel Markuson mengatakan bahwa informasi pribadi akan tetap menjadi tambang emas bagi penjahat siber. "Kebocoran data Facebook ini hanyalah pengingat lain untuk menjaga kebersihan data Anda," katanya dikutip dari ZDNet pada Minggu (4/4).

Menurutnya, pengguna hendaknya meningkatkan keamanan di platform digital seperti Facebook, mulai dari menjaga kata sandi, otentikasi multi-faktor, dan alat lainnya. "Mungkin Anda juga sebaiknya tidak langsung membagikan data Anda," ujarnya.

Facebook merupakan media sosial yang paling banyak digunakan di dunia. Simak Databoks berikut: 

Kebocoran data pengguna Facebook bukan pertama kalinya terjadi. Sebelumnya, Facebook sempat tersandung masalah skandal kebocoran data pengguna oleh konsultan politik di Inggris, Cambridge Analytica. Setidaknya, ada 87 juta data pengguna Facebook yang bocor pada 2018 lalu.

Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat pun mendenda perusahaan media sosial itu US$ 5 miliar atau sekitar Rp 70 triliun pada Juli lalu. Sanksi itu diberikan karena perusahaan dinilai lalai dalam mengelola data personal penggunanya.

Kemudian, pada 2019 terdapat 267 juta data pengguna Facebook yang bocor di internet. Data itu memuat nama, ID, dan nomor ponsel.

Kebocoran data itu pertama kali ditemukan oleh perusahaan riset teknologi Comparitech dan Peneliti Keamanan Bob Diachenko. Berdasarkan analisis keduanya, data yang bocor itu masuk indeks pada 4 Desember 2019.

Data itu diunggah di forum para peretas (hacker) pada 12 Desember 2019. Dua hari setelahnya, Diachenko menemukan basis data yang bocor itu dan mengirim laporan penyalahgunaan ke penyedia jasa layanan internet (Internet Service Provider/ISP) yang mengelola alamat server IP.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan