Saingi Netflix, Disney Incar Pangsa Pasar Asia Tenggara

Netflix dan Disney+
Logo Netflix dan Disney+
9/7/2021, 11.27 WIB

Berdasarkan data dari Google, Temasek dan Bain & Company, nilai ekonomi internet Asia Tenggara diperkirakan tumbuh tiga kali lipat di 2025 dibandingkan 2020. Nilainya pun diprediksi ikut terkerek menjadi US$ 300 miliar.

Selain potensial, Disney+ juga mengincar pangsa pasar Asia Tenggara untuk menyaingi Netflix. Netflix sudah lebih dahulu hadir di Asia Tenggara yakni sejak 2016. Sekarang, layanan Netflix juga telah hadir di semua negara Asia Tenggara.

Kepala eksekutif Vistas Media Capital Abhayanand Singh mengatakan, Disney+ dan Netflix akan bersaing memanfaatkan konten eksklusif dan kepemilikan karakter fiksinya. "Ini untuk memastikan loyalitas konsumen dan pertumbuhan pelanggan," katanya.

Disney+ mengandalkan rilisan berbagai serial fiksi seperti Star Wars dan The Avengers. Sedangkan, Netflix menawarkan konten eksklusif seperti serial Stranger Things dan The Crown.

"Pada akhirnya itu akan ditentukan layanan mana yang dapat menyediakan program berkualitas lebih tinggi dengan harga yang kompetitif," kata Singh.

Diketahui, hingga kuartal keduanya, Disney+ telah mengumpulkan hampir 104 juta pelanggan berbayar secara global. Pada 2024, Disney menargetkan untuk menggaet 230 juta pelanggan. 

Sedangkan, Netflix pada akhir 2020 telah memiliki lebih dari 200 juta pelanggan berbayar secara global. Untuk kawasan Asia-Pasifik, Netflix telah memiliki 20 juta pelanggan. 

Saat ini, Statista mencatat bahwa Netflix masih memimpin pasar VoD global. Pada 2024, pasar Netflix diprediksi 23%. Posisi kedua ditempati oleh Amazon melalui Amazon Prime Video dengan pangsa pasar 13%. Sedangkan Disney+ hanya 8%. Lalu, Apple TV sekitar 1%.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan