Kebijakan Privasi Baru WhatsApp Menuai Protes di Eropa

PXHERE.COM
Ilustrasi WhatsApp
13/7/2021, 10.33 WIB

Aplikasi percakapan WhatsApp telah mengeluarkan kebijakan baru mengenai data pada Mei lalu. Pengguna yang tidak menyetujui kebijakan anyar itu akan kehilangan fungsi WhatsApp. Kebijakan itu kini menuai keluhan, terbaru dari Asosiasi Konsumen Eropa (BEUC).

Asosiasi bersama delapan anggotanya mengaku telah melaporkan kebijakan kontroversial WhatsApp itu kepada Komisi Eropa dan otoritas konsumen Eropa. Ada beberapa poin yang dikeluhkan oleh asosiasi terkait kebijakan baru itu.

Pertama, asosiasi mengeluhkan adanya ancaman kepada penggunanya, bahwa aplikasi akan berhenti bekerja jika mereka tidak melakukan pembaruan. Kedua, banyaknya pemberitahuan dan secara terus-menerus, berulang, serta mengganggu.

Karena pemberitahuan itu, pengguna terpaksa menerima pembaruan kebijakan WhatsApp. "Isi pemberitahuan, sifat, waktu, dan pengulangannya memberikan tekanan yang tidak semestinya pada pengguna dan merusak kebebasan mereka dalam memilih," kata BEUC dikutip dari TechCrunch Selasa (13/7).

Mereka menganggap bahwa kebijakan baru itu juga telah melanggar arahan Uni Eropa tentang praktik komersial yang tidak adil.

Ketiga, asosiasi juga menyoroti ketidakjelasan persyaratan baru. Menurut asosiasi, WhatsApp telah gagal menjelaskan dengan bahasa yang jelas dan dapat dipahami penggunanya.

"Sulit bagi konsumen untuk mendapatkan pemahaman yang jelas tentang konsekuensi perubahan WhatsApp terhadap privasi mereka, terutama terkait dengan transfer data pribadi," ujar BEUC.

Keempat, keluhan mengenai keamanan data pengguna. Namun, keluhan itu terpisah dari apa yang sudah disampaikan kepada Komisi Eropa dan otoritas konsumen Eropa.

Keluhan soal keamanan data pribadi saat ini sedang diselidiki oleh otoritas perlindungan data (DPA) Uni Eropa. Asosiasi telah meminta agar otoritas mempercepat penyelidikannya. "Kami mendesak mereka untuk bekerja sama erat dalam masalah ini," ujar BEUC.

Komisi Eropa mengaku telah menerima keluhan dari asosiasi tersebut. "Kami telah menerima peringatan dari BEUC terhadap WhatsApp atas beberapa pelanggaran hak-hak konsumen Uni Eropa," kata seorang pejabat Komisi Eropa.

Ia mengatakan bahwa komisi akan dengan hati-hati mempertimbangkan berbagai aspek atas keluhan BEUC kepada WhatsApp. Sedangkan, dalam beberapa pekan mendatang Komisi Eropa dan otoritas konsumen Eropa akan menilai perlunya penyelidikan lebih lanjut mengenai masalah ini. Apabila dimungkinkan, komisi akan mengambil tindakan terkoordinasi sesuai aturan.

Sedangkan, juru bicara WhatsApp mengatakan bahwa BEUC telah mengajukan keluhannya atas dasar kesalahpahaman. "Mereka salah paham terhadap tujuan dan dampak pembaruan terhadap persyaratan layanan kami," katanya.

Menurutnya, pembaruan kebijakan data terbarunya menjelaskan mengenai opsi yang dimiliki pengguna untuk mengirim pesan ke layanan bisnis di platform WhatsApp. Ia juga mengklaim, WhatsApp telah memberikan transparansi lebih lanjut tentang caranya mengumpulkan dan menggunakan data.

"Pembaruan tidak memperluas kemampuan kami untuk berbagi data dengan Facebook, dan tidak memengaruhi privasi pesan pengguna," ujarnya.

Meski begitu, WhatsApp mengaku akan menyambut keluhan itu. WhatsApp juga berencana akan menjelaskan pembaruan ke BEUC sekaligus klarifikasi secara langsung.

Diketahui, WhatsApp menerapkan kebijakan baru terkait data itu pada Mei lalu (15/5). Aturan itu berisi tentang skema berbagi data dengan Facebook untuk kepentingan iklan. Pengguna harus menyetujui aturan main anyar ini agar bisa terus menggunakan beragam fitur aplikasi WhatsApp.

Meski demikian, akun pengguna WhatsApp yang belum menyetujui kebijakan tersebut tidak akan langsung dihapus. Pengguna juga masih bisa menggunakan semua fitur WhatsApp seperti sediakala.

Namun, WhatsApp akan mulai membuat pengguna setuju dengan aturan privasi terbaru mereka secara bertahap dengan sejumlah cara. Di antaranya, dengan membatasi fitur-fitur yang bisa digunakan pengguna.

Awalnya, pihak WhatsApp akan terus menampilkan jendela pemberitahuan, bahwa pengguna harus menyetujui aturan privasi terbaru ini. Seiring berjalannya waktu, jendela persetujuan ini akan semakin sering muncul. Kemudian, pengguna yang belum juga menyetujuinya akan mulai kehilangan sejumlah fitur WhatsApp.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan