Google Bagikan Empat Tips Buat UMKM Tangkal Serangan Siber

Katadata
Ilustrasi.
Editor: Yuliawati
26/10/2021, 17.02 WIB

Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kerap kali menjadi sasaran upaya serangan siber, seperti penipuan (scam) hingga peretasan. Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) Google membagikan empat tips agar UMKM terhindar dari risiko keamanan siber.

Pertama, pelajari cara deteksi informasi scam. Sebab, beberapa scam kerap kali masuk ke perangkat pelaku UMKM. Informasi scam itu biasanya muncul di email kantor.

"Maka, jangan terburu-buru menindaklanjuti apabila ada email masuk, periksa lagi sebelum klik link," kata Kepala Hubungan Publik Asia Tenggara, Google Ryan Rahardjo dalam konferensi pers virtual pada Selasa (26/10).

Informasi scam biasanya menyerupai informasi resmi baik dari perusahaan rekanan UMKM maupun lembaga donasi. Tujuannya, agar UMKM terkecoh.

Penting bagi UMKM mendeteksi informasi scam itu. Misalnya, dengan memeriksa validitas Uniform Resource Locator (URL).

UMKM bisa mencari tahu detail email resmi atau link website resmi perusahaan yang disamarkan itu. Google pun mempunyai safety center yang bisa diandalkan untuk mencari informasi risiko keamanan siber tersebut.

Kedua, jangan berikan informasi pribadi atau keuangan. Setelah informasi scam itu masuk, apabila UMKM menindaklanjutinya dengan meng-klik, akan muncul permintaan informasi pribadi.

Apabila UMKM menyerahkan informasi pribadi itu kepada pelaku scam akan berbahaya. Sebab, pelaku bisa menjadikan informasi itu sebagai alat untuk melakukan penipuan atau menguras keuangan korban.

Ketiga, gunakan kata sandi pada perangkat atau platform lainnya yang mudah ditebak. "Dari sekarang, gunakan kata sandi yang unik dan agak sulit ditebak. Tapi juga yang mudah diingat," katanya. Sebab, kata sandi yang mudah ditebak rawan terkena peretasan.

Terakhir, menggunakan fitur verifikasi dua langkah. Ini sebagai bentuk antisipasi apabila sistem keamanan pertama perangkat UMKM ditembus peretas.

Beberapa studi mencatat bahwa UMKM kerap kali menjadi sasaran peretasan. Studi dari Cisco misalnya menunjukkan sebanyak 60% UMKM di Indonesia mengalami pencurian informasi pelanggan. Menurut studi tersebut, 33% UKM di Indonesia mengalami insiden siber dalam setahun terakhir.

"Ketika UKM menjadi lebih digital, mereka menjadi target yang lebih menarik bagi pelaku kejahatan. Karena bisnis digital menyebabkan terbukanya banyak informasi yang bisa menjadi sasaran empuk bagi peretas," kata Direktur Cisco Indonesia Marina Kacaribu, akhir pekan lalu (24/10).



Tahun lalu, perusahaan keamanan siber asal Rusia, Kaspersky juga mencatat, ada lebih dari 1,6 juta kali upaya penipuan melalui email yang menyasar UMKM di Asia Tenggara pada 2020. Upaya peretasan itu meningkat 39% dibandingkan 2019. Paling banyak menyasar UMKM Indonesia, Malaysia, dan Vietnam.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan