Dinilai Berbahaya, Cina Rampungkan Aturan Deepfake Tahun Ini

Microsoft Blog
Ilustrasi video deepfake
31/1/2022, 10.44 WIB

CAC membuat aturan itu karena menilai teknologi deepfake bisa berbahaya. Ia pun sempat memanggil 11 perusahaan Cina termasuk Alibaba dan Tencent untuk mendalami perkembangan teknologi ini.

"Perusahaan harus melakukan penilaian keamanan sendiri dan menyerahkan laporan kepada pemerintah," kata CAC dikutip dari The Economic Times, awal tahun lalu (18/3/2021).

Penasihat teknologi Nina Schick mengatakan, penggunaan video deepfake dapat membahayakan masyarakat awam yang sulit membedakan konten palsu dan tidak. Ini menjadi sarana efektif untuk menyebarkan hoaks.

“Penggunaan (deepfake) yang sangat luas, yang kami ketahui, yakni untuk pornografi non-konsensual terhadap wanita," ujarnya BBC Internasional, pada 2020. "Deepfake ada di mana-mana dalam waktu sekitar tiga hingga lima tahun ke depan. Jadi kami perlu mengembangkan alat ini.”

Sedangkan aturan soal deepfake menjadi salah satu regulasi anyar pemerintah Cina untuk perusahaan teknologi. Sebelumnya, Beijing meluncurkan sejumlah aturan yang menyasar raksasa teknologi sejak akhir 2020, di antaranya:

  1. Pengendalian algoritme
  2. Aturan anti-monopoli yang baru
  3. Aturan terkait kredit mikro berbasis digital
  4. Membatasi anak bermain gim online
  5. Memperketat aturan konten di game online hingga video on-demand (VoD). Salah satunya melarang konten yang menampilkan pria bernampilan feminin.
  6. Melarang fan ‘mengejar bintang’ secara tidak rasional di media sosial
  7. UU Keamanan data yang baru
  8. Redistribusi kekayaan
Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan