Korban Kebocoran Data di Internet Indonesia Terbanyak di Asia Tenggara

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Kebocoran data
Penulis: Lenny Septiani
5/8/2022, 11.41 WIB

Kebocoran data di internet Indonesia melonjak 143% dari kuartal I ke kuartal II (quarter to quarter/qtq). Nusantara pun menempati urutan pertama di Asia Tenggara dari sisi jumlah serangan siber.

Berdasarkan data perusahaan keamanan siber Surfshark, ada tiga akun yang mengalami kebocoran data per menit di Indonesia selama Januari – Maret. Jumlahnya meningkat menjadi delapan per menit pada April – Juni atau kuartal II.

Totalnya ada 1.045.415 akun yang mengalami kebocoran data pengguna di Indonesia selama kuartal II. Sejak 2004, ada 120,9 juta akun pengguna yang bocor di Tanah Air.

“Secara statistik, 44 dari 100 orang Indonesia terkena dampak pembobolan data. Ini menjadikan Indonesia negara yang paling banyak dibobol di Asia Tenggara,” kata peneliti data di Surfshark Agneska Sablovskaja dalam keterangan pers, Kamis (4/8).

Dari setiap 10 akun pengguna internet di Indonesia yang bocor, sebanyak lima di antaranya mengalami pencurian kata sandi (password). “Ini berarti, 45% dari semua akun yang dibobol berpotensi dibajak oleh hacker,” tambah dia.

Secara global, akun yang mengalami kebocoran data melonjak 2% qtq menjadi 450 per menit. Rincian kenaikan berdasarkan negara sebagai berikut:

  1. Jepang naik 1.442%
  2. Cina naik 1.092%
  3. Korea Selatan naik 1.013%
  4. Malaysia naik 733%

Sedangkan negara dengan jumlah akun yang mengalami kebocoran data terbanyak yakni:

  1. Rusia 28,8 juta
  2. India 4,4 juta)
  3. Cina 3,4 juta
  4. Brasil 3,2 juta
  5. Amerika Serikat (AS) 2,3 juta
  6. Korea Selatan 1,8 juta

Surfshark mengumpulkan 27 ribu basis data yang mengalami kebocoran data di internet. Peneliti kemudian mengurutkan kombinasi ini berdasarkan titik data tertentu, seperti negara.

Lalu menganalisis statistik atas temuan mereka. Lokasi pengguna diidentifikasi melalui email atau nama domain situs web, negara, kota, koordinat, alamat IP, lokal, mata uang, atau nomor telepon.

Reporter: Lenny Septiani