TikTok Didorong Pilih Amerika, Cina Gandeng Rusia

PEXELS
TikTok
Penulis: Desy Setyowati
24/3/2023, 12.26 WIB

Kerja sama tersebut tertuang dalam dokumen ‘Pernyataan Bersama tentang Memperdalam Kemitraan Komprehensif Rusia - Tiongkok dan Kerja sama Strategis untuk Era Baru’.

Putin menyatakan kedaulatan teknologi adalah kunci keberlanjutan. “Kami mengusulkan untuk lebih meningkatkan kemitraan strategis dalam industri tertentu,” kata Putin dikutip dari laman resmi Presiden Rusia, Selasa (21/3).

Dengan menggabungkan kekayaan kapasitas penelitian dan kemampuan industri kedua negara, “Rusia dan Cina dapat menjadi pemimpin dunia dalam teknologi informasi, keamanan siber, dan kecerdasan buatan,” ujarnya.

Kesepakatan tersebut dilakukan dalam pertemuan kedua pemimpin di Rusia atas undangan Putin pada Senin (20/3). Keduanya mendiskusikan isu-isu terkini tentang pengembangan lebih lanjut kemitraan komprehensif dan interaksi strategis antara Rusia dan China, serta memperdalam kerja sama di panggung internasional.

Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping. Foto: Antara. (Antara)

Algoritme Penting Bagi Cina

Kepala investasi untuk Kaiyuan Capital Brock Silvers menilai, Cina jelas akan menolak permintaan untuk menjual TikTok. Regulator Cina bahkan menambahkan algoritme ke daftar teknologi yang dibatasi pada Agustus 2020, ketika Donald Trump mengancam akan melarang TikTok kecuali jika dijual.

“Tampaknya sangat tidak mungkin Beijing akan menerima kesepakatan apapun yang menghapus algoritme TikTok dari kontrol langsung dan otoritas,” katanya dikutip dari CNN Internasional, Kamis (23/3).

Peneliti di Hinrich Foundation Alex Capri pun mengatakan,pertemuan bos TikTok dan parlemen Amerika menandai awal dari peraturan ‘penggiling daging’ yang dihadapi semua perusahaan teknologi Cina.

Seorang pejabat senior dari regulator media digital dan tradisional Cina mengunjungi kantor Bytedance minggu lalu. Dia mendesak perusahaan meningkatkan penggunaan algoritme rekomendasi untuk menyebarkan energi positif dan memperkuat peninjauan konten online.

Hal itu diketahui dari situs resmi pemerintah Beijing. Kunjungan ini menyoroti tekad Cina menjaga ketat perusahaan internet yang paling kuat.

Terlebih lagi, jumlah pengguna TikTok terus bertambah sebagaimana terlihat pada Databoks di bawah ini:

“Algoritme TikTok membuatnya benar-benar unik dalam hal pengambilan data dan analitik strategis. Oleh karena itu, saya tidak melihat Beijing membiarkannya jatuh ke tangan kepentingan AS,” kata Capri.

“Kecuali jika mereka masih dapat mengakses data TikTok melalui cara dan metode lain, termasuk intrusi dunia maya yang sedang berlangsung dan bentuk akses pintu belakang lainnya,” tambah dia.

Profesor perdagangan di Universitas Bisnis Internasional dan Ekonomi Cui Fan mengatakan, beberapa teknologi mutakhir mungkin berdampak pada keamanan nasional dan kesejahteraan publik. “Ini perlu disertakan dalam manajemen (kontrol ekspor),” katanya kepada Xinhua.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Lenny Septiani