PT Bank Central Asia Tbk (BCA), mencatat telah menyalurkan pembiayaan hijau atau green financing sebesar Rp 87 triliun year to date per Kamis (22/2). Direktur BCA, Vera Eve Lim, mengatakan angka pertumbuhan pembiayaan hijau tumbuh cepat dalam lima tahun terakhir.
Berdasarkan catatan Katadata, pembiayaan berkelanjutan BCA mencapai Rp 202,6 triliun sepanjang 2023. Penyaluran kredit berkelanjutan tersebut tumbuh 10,6 persen yoy, di atas target pertumbuhan 9 persen.
“Dalam 5 tahun terakhir ini sebenarnya (pertumbuhannya) sudah double dan total sustainable finance itu kan termasuk pinjaman kepada UMKM dan sebagainya Itu hari ini mencapai 25% dari total kredit," kata Vera dalam talk show Pertumbuhan Berkelanjutan Ala BCA di YouTube Mirae Aset Sekuritas, Kamis (22/2).
Vera mengatakan, kredit berkelanjutan saat ini mencapai 25% dari total pembiayaan yang disalurkan BCA. Pembiayaan berkelanjutan juga disalurkan pada usaha kecil dan menengah (UMKM).
Dia mengatakan, pembiayaan hijau BCA tidak terfokus dengan energi terbarukan saja, melainkan juga industri-industri yang menerapkan prinsip environmental, social, and governance (ESG).
“Industri tersebut misalnya yang limbah atau sampahnya sudah dikelola dengan baik, tersertifikasi dan sebagainya,” ucapnya.
Dia mengatakan, BCA terus memperbarui kebijakan kredit yang sesuai dengan pembiayaan berkelanjutan. Pasalnya, pembiayaan hijau ini bisa menjadi sebuah peluang, terlebih dengan adanya dukungan program pemerintah.
Menurutnya, pembiayaan hijau di sektor swasta ini tidak bisa berjalan sendiri sendiri tanpa didukung program pemerintah. Ia berharap, pemerintahan berikutnya bisa tetap fokus pada pembiayaan hijau.
Vera mengatakan pemerintah dapat memberi insentif agar bisnis-bisnis yang terkait dengan ini juga mendapat perhatian. Pasalnya, perbankan hanya mendukung untuk pembiayaan.
Ia mengatakan BCA menargetkan kenaikan pembiayaan hijau sebesar 8-10% di tahun ini. Menurutnya, kenaikan pembiayaan hijau bersamaan dengan pertumbuhan kredit keseluruhan.
Tantangan Pembiayaan Hijau
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja, mengatakan salah satu tantangan dalam pembiayaan berkelanjutan adalan melakukan edukasi konsumen.
Menurut dia, bank telah menentukan syarat khusus untuk pembiayaan hijau. Salah satunya memperhitungkan kaidah-kaidah korporasi apakah memenuhi atau tidak persyaratan daripada pembiayaan hijau.
"Nah untuk seperti itu kita akan perlu support dari sisi konsumen dan sisi korporat. Kalau bank sendiri kita sendiri sudah melakukan penghematan, penghematan listrik misalnya daur ulang dari seragam teller dan CSO, ujarnya.
Namun demikian, Jahja mengatakan, dibutuhkan kesadaran agar konsumen menerapkan kaidah-kaidag ESG tersebut.
Pada 2023, BCA beserta entitas anak perusahaannya membukukan laba bersih Rp48,6 triliun sepanjang 2023.
Capaian itu melonjak 19,4% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), sekaligus menjadi rekor tertinggi baru seperti terlihat pada grafik.