Kenya dan Banjir dilanda hujan besar yang menyebabkan banjir parah awal bulan ini. Kejadian tersebut telah menyebabkan ratusan orang meninggal dunia.

Sebanyak 78 orang tewas dan lebih dari 114.000 orang mengungsi imbas banjir di negara bagian Rio Grande do Sul di Brasil selatan. Sementara banjir di Kenya telah menewaskan 228 orang.

Presiden Luiz Inacio Lula da Silva telah membahas upaya penyelamatan dan rekonstruksi dengan pihak berwenang setempat.

“Birokrasi tidak akan menghalangi kita untuk memulihkan kejayaan negara,” kata Lula dalam konferensi pers dikutip Reuters, Selasa (7/5).

Jumlah korban tewas masih bisa meningkat secara substansial karena 105 orang dilaporkan hilang pada Minggu (5/5), menurut otoritas pertahanan sipil negara. 

Banjir akibat badai dalam beberapa hari terakhir telah berdampak pada lebih dari dua pertiga dari hampir 500 kota di negara bagian tersebut, yang berbatasan dengan Uruguay dan Argentina. Banjir telah menghancurkan jalan dan jembatan di beberapa kota. Hujan juga memicu tanah longsor dan runtuhnya sebagian bendungan pembangkit listrik tenaga air kecil.

Lebih dari 400.000 orang tidak mendapat aliran listrik pada Minggu malam, sementara hampir sepertiga penduduk negara bagian itu tidak mendapatkan air, kata pihak berwenang.

Di Porto Alegre, danau Guaiba jebol dan mencapai rekor permukaan air tertinggi, menurut badan geologi nasional. Bandara internasional Porto Alegre telah menangguhkan semua penerbangan sejak Jumat.

Salah satu warga ii pusat penyelamatan darurat Porto Alegre, Kaeli Moraes, menceritakan bagaimana dia diselamatkan bersama suami dan ketiga anaknya ketika air hampir mencapai lantai dua rumah mereka.

“Terjadi banjir pada bulan September, lalu pada bulan November, dan sekarang banjir kali ini. Banjir ini semakin parah,” kata Moraes.

Banjir Kenya

Semnetara itu, jumlah orang yang tewas akibat banjir dan dampak lain dari hujan lebat yang melanda Kenya meningkat menjadi 228 orang. Hujan lebat yang menyebabkan banjir dan tanah longsor di seluruh negeri dalam beberapa pekan terakhir diperkirakan akan memburuk pada Mei.

"Banjir lebih lanjut diperkirakan terjadi di daerah dataran rendah, daerah tepi sungai dan daerah perkotaan, sementara tanah longsor mungkin terjadi di daerah dengan lereng curam, lereng curam dan jurang," kata pernyataan Kementerian Dalam Negeri Kenya.

Banjir telah menghancurkan rumah, jalan, jembatan dan infrastruktur lainnya di negara dengan perekonomian terbesar di Afrika Timur. Setidaknya 164 orang terluka akibat cuaca buruk, sementara 212.630 orang mengungsi.