Pemerintah Dorong Eksplorasi Mineral untuk Dukung Mobil Listrik

PT PAM MIneral Tbk.
PAM Mineral menggandeng Celebes Adhi Perkasa untuk penambangan nikel di Desa Laroenai, Sulawesi Tengah.
15/9/2021, 08.57 WIB

Kementerian ESDM atau Energi dan Sumber Daya Mineral getol mendorong kegiatan eksplorasi sumber daya mineral. Ini karena mineral strategis seperti nikel, dibutuhkan untuk infrastruktur pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan ekosistem kendaraan atau mobil listrik.

Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan, pemerintah berfokus mengembangkan industri hijau. Salah satunya, dengan memanfaatkan komoditas nikel untuk pengembangan pabrik baterai, infrastruktur energi baru terbarukan, dan mobil listrik.

"Malam ini, ketika kami bicara mengenai mineral untuk energi bersih, ini langkah yang sejalan dengan upaya menurunkan emisi," kata Ridwan dalam Webinar Mineral for Energy - 2nd Edition of Minerba Webinar Series, Selasa malam (14/9).

Selain itu, Indonesia memiliki jenis mineral kritis seperti logam tanah jarang (rare earth elements/REE) yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Namun, pemerintah belum memiliki rencana khusus dalam pemanfaatan logam tanah jarang.

Indonesia juga terikat dengan komunitas internasional setelah menandatangani Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim. Sedangkan industri pertambangan, termasuk komoditas mineral selama ini dianggap industri tak ramah lingkungan.

Oleh sebab itu, ia mendorong agar kegiatan eksplorasi mineral strategis lebih masif. Ini untuk mendukung pengembangan energi terbarukan dan kendaraan atau mobil listrik.

Kementerian ESDM juga ingin mengubah persepsi masyarakat bahwa industri mineral tak seburuk apa yang dibayangkan. "Niat kami mengubah paradigma industri pertambangan yang terkesan tidak ramah lingkungan menjadi industri ramah lingkungan dalam konteks menghasilkan energi bersih,” kata dia.

Walaupun ia menyadari bahwa kegiatan eksplorasi di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan, seperti kondisi geologi dan konfigurasi. “Kami perlu menyusun kerangka kerja agar kami terapkan dengan baik," ujarnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) Meidy Katrin Lengkey mengungkapkan beberapa persoalan pada tata niaga nikel Indonesia. Salah satunya, tidak tersedianya detail data cadangan deposit nikel.

Sejauh ini, hanya Vale Indonesia dan Aneka Tambang (Antam) yang melakukan kegiatan eksplorasi menyeluruh. "Ini karena besarnya biaya eksplorasi, sehingga sulit mengukur berapa detail cadangan nikel Indonesia," ujarnya.

Pemerintah kerap menyebut Indonesia sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia, yakni 21 juta ton. Dengan cadangan ini, pemerintah percaya diri masuk ke bisnis baterai, terutama untuk kendaraan atau mobil listrik.

Nikel merupakan salah satu bahan baku utama pembuatan baterai lithium ion. Dengan memakai nikel pada kutub positif (katoda), energi dalam baterai menjadi lebih padat. Kendaraan atau mobil listrik pun dapat menempuh jarak lebih jauh.

Reporter: Verda Nano Setiawan