PLTU 9,2 GW Pensiun Dini sebelum 2030, Cuma 40% yang Diganti EBT

PLN
PLTU Jawa 8. Pemerintah berniat mempensiunkan 9,2 GW PLTU sebelum 2030.
6/11/2021, 20.39 WIB

Pemerintah berencana mempensiunkan dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan total kapasitas sebesar 9,2 Giga Watt (GW) sebelum tahun 2030. Hal ini mempertimbangkan peralihan lanskap energi global menuju ekonomi rendah karbon dan net zero emission (NZE) atau nol emisi karbon.

Rinciannya, sebanyak 5,5 GW dari PLTU akan dipensiunkan secara dini tanpa adanya penggantian dari pembangkit listrik EBT. Jumlah ini berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 36 juta ton dengan total investasi yang dibutuhkan sebesar US$ 26 miliar atau Rp 372 triliun.

Sisanya 3,7 GW atau sekitar 40% akan pensiun dini dan diganti dengan pembangkit listrik EBT. Angka ini akan berkontribusi pada pengurangan emisi total sebesar 53 juta ton CO2. Untuk mencapainya, Indonesia akan bermitra dengan pihak internasional dalam tiga hal penting.

"Tiga hal yang dapat dijadikan lingkup kerja sama dengan mitra internasional, yaitu kerja sama melalui technology sharing dan capacity building, bantuan teknis dan akses teknologi terkini, mendukung penciptaan lapangan kerja baru, peningkatan invetasi di bidang EBT, efisiensi energi dan proyek infrastruktur," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam kertangan tertulis, dikutip Sabtu (6/11).

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial juga menegaskan dukungan dari lembaga pembiayaan internasional dalam menyelesaikan masalah perubahan iklim di sektor energi. Pemerintah Inggris, Republik Federal Jerman, dan Kerajaan Denmark, menunjukan komitmennya untuk mendukung transisi energi Indonesia.

"Kami juga telah mengumpulkan dari lembaga pembiayaan internasional, yaitu Bank Pembangunan Asia dan Bank Dunia mengenai bagaimana reformasi fiskal dan struktural perlahan membantu Indonesia keluar dari ketergantungan penggunaan batubara secara bertahap," kata Ego.

Ego menegaskan komitmen Indonesia dalam berkontribusi pada tujuan NZE global melalui pendanaan iklim yang memadai dan transfer teknologi yang andal. Oleh karena itu, pihaknya akan menyambut baik dukungan dan kontribusi masyarakat internasional dan negara-negara maju.

Indonesia juga menginisiasi lahirnya kolaborasi antar negara dalam mengawal proses transisi energi. Salah satunya melalui program Friend of Indonesia-Renewable Energy (FIRE). Simak potensi EBT Indonesia pada databoks berikut:

Kemitraan ini diharapkan mampu memenuhi komitmen Indonesia dalam mereduksi emisi gas rumah kaca sesuai Nationally Determined Contribution (NDC) pada 2030 sebesar 29% dengan kemampuan sendiri, dan 41% dengan bantuan internasional.

"FIRE ini merupakan platform baru mengoordinasikan dukungan internasional dalam mengakselerasi proses transisi energi di Indonesia," kata Menteri Arifin.

Keberadaan FIRE sendiri tetap mempertimbangkan kondisi Indonesia dalam upaya percepatan penghentian pengoperasian pembangkit berbasis batu bara serta membuka jalan bagi Indonesia untuk pencapaian target EBT.

"Program ini akan membantu kami mengembangkan Rencana Energi Jangka Panjang dalam memastikan pencapaian ambisi kami, serta meningkatkan kerjasama dengan mitra domestik dan internasional," ujarnya.

Reporter: Verda Nano Setiawan