PLN (Persero) menggandeng French Development Agency (Agence Française de Développement/AFD) untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di Banten, berkapasitas 200 megawatt (MW).
Kerja sama ini terjalin dalam bentuk perjanjian kemitraan untuk Banten Wind Farm Power Development yang menjadi salah satu bentuk kontribusi terhadap transisi energi di Indonesia.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan, untuk tahap awal telah dilakukan pra-feasibility study di wilayah Pandeglang pada 2020. "Potensi angin yang bisa dikelola di wilayah ini mencapai 350 MW. Sebagai tahap pertama, PLN akan membangun PLTB berkapasitas 200 MW," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (16/3).
Dia menambahkan bahwa proyek ini merupakan salah satu komitmen PLN untuk mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025 serta penurunan emisi karbon dalam Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia pada 2030 dan net zero emission 2060.
Jika sudah beroperasi, PLTB ini dapat menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 540 ribu ton CO2 per tahun. Darmawan menjelaskan bahwa pekerjaan proyek ini akan dimulai pada tahun ini dan ditargetkan beroperasi penuh pada 2025.
"Kami sudah menyelesaikan pra-FS pada 2020. Ini merupakan salah satu pilot project pembangunan PLTB pertama di Jawa Bali sehingga proyek ini sangat penting," kata dia.
AFD kerap bekerjasama dengan Indonesia dalam mendorong terciptanya energi bersih dan pengurangan emisi karbon. Pada kerjasama dengan PLN kali ini, AFD akan membantu PLN dengan menyediakan bantuan teknis berupa studi kelayakan dan pengembangan kapasitas untuk teknologi yang relatif baru.
"Kerja sama ini tak hanya mempersiapkan PLTB agar berjalan optimal tetapi juga menyiapkan SDM PLN agar meningkatkan kapasitas dengan transfer knowledge dari AFD," ujar Darmawan.;
Hingga 2021, kapasitas terpasang PLTB di Indonesia mencapai 131 MW atau 0,2% dari bauran energi nasional. Targetnya, pada 2025, dengan masuknya PLTB Banten ini maka tingkat bauran EBT khususnya di sektor pemanfaatan angin bisa meningkat hingga 7,7%.
Sementara itu, Direktur Jenderal AFD, Remy Rioux, mengatakan, melalui dukungan ini, pihaknya akan mendukung PLN di proyek PLTB termasuk aspek mitigasi, potensi risiko lingkungan, sosial, dan teknis menggunakan praktik terbaik.
“Studi ini akan menjadi bagian dari persiapan proyek infrastruktur yang sedang dipertimbangkan untuk dibiayai oleh AFD, bersama dengan mitra lembaga-lembaga Eropa lainnya jika diperlukan,” tukas Rioux.
Sebagai informasi, AFD adalah lembaga keuangan publik yang bertugas untuk menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah Prancis dalam hal pengentasan kemiskinan dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan.
AFD aktif di Afrika, Asia, Timur Tengah, Amerika Latin, Karibia, dan wilayah luar negeri Prancis, mendanai dan mendukung proyek-proyek yang meningkatkan kondisi kehidupan penduduk, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan melindungi planet ini.
Pada 2014, AFD mengalokasikan € 8,1 miliar untuk membiayai proyek-proyek di negara-negara berkembang. Menurut OECD, pada 2020 bantuan pembangunan resmi dari Prancis pada 2020 meningkat menjadi US$ 14,1 miliar.