BI: Stabilitas Moneter Bisa Terganggu Jika RI Tak Dorong Ekonomi Hijau

Youtube/Komisi XI DPR
Ilustrasi. Cuaca ekstrem di Indonesia disebut bisa menimbulkan biaya hingga 40% dari produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2050.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
15/7/2022, 14.12 WIB

Kedua, melalui jalur investasi. Indonesia bisa kehilangan daya tariknya dari perusahan-perusahaan global yang tertarik menginvestasikan dananya kepada industri rendah karbon, salah satunya mobil listrik. Karenanya, perlu terus didorong berbagai kebijakan yang mendukung pengembangan industri hijau.

Ketiga, jalur keuangan. Akses terhadap keuangan global akan menjadi terbatas. Preferensi investor akan mulai bergerak menuju sektor-sektor yang berorientasi pada target rendah karbon.

Oleh karenanya, Juda menyebut lembaganya berkomitmen untuk mendorong pengembangan ekonomi hijau ini.  Tiga risiko kerugian tersebut dapat berdampak signifikan terhadap stabilitas moneter.

"Kalau ekspor itu turun tentu saja dampaknya kepada transaksi berjalan, kemudian pada akses keuangan global, jadi berdampak kepada stabilitas moneter dan juga stabilitas sistem keuangan," kata Juda.

Ia menyebut ada tiga strategi untuk meningkatkan ekonomi hijau di Indonesia. Pertama, pentingnya merumuskan kebijakan agar tercipta transisi yang orderly, just dan affordable. Kedua, perlunya komitmen lembaga keuangan untuk mendukung pembiayaan hijau. Ketiga, pentingnya inovasi kebijakan hijau dan sinergi antar otoritas. 

 

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said