Bioetanol dan Biodiesel Berpotensi Kebut Transisi Kendaraan Listrik

Dok. PT PLN
Mobil listrik tengah mengisi daya di stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) PLN.
11/11/2022, 14.35 WIB

Implementasi bahan bakar nabati (BBN) seperti biodiesel dan bioetanol dinilai sebagai langlah alternatif dalam proses transisi kendaraan berbahan bakar fosil menuju kendaraan listrik.

Executive Vice President Toyota Daihatsu Engineering & Manufacturing (TDEM), Pras Ganesh, mengatakan saat ini sejumlah negara di Asia gencar mengembangkan campuran bahan bakar dari minyak sawit maupun tetes tebu. Seperti India dan Thailand yang memproduksi bioetanol, dan biodiesel di Indonesia.

"Kekuatan yang dimiliki ASEAN untuk mendukung elektrifikasi ini misalnya yang dilakukan oleh India atau Thailand, mereka memiliki etanol. Ini bisa jadi sesuatu yang bisa dikembangkan menjadi kerja sama dengan produsen motor hibrid," ujarnya Bloomberg CEO Forum bertajuk 'EVs: The Road to Decarbonization', Jumat (11/11).

Kendaraan hibrid merupakan kendaraan yang menggunakan dua jenis teknologi yang mampu mengakomodir gerak kendaraan lewat dua jenis bahan bakar yang berbeda, yakni bensin sebaga sumber tenaga utama dan baterai sebagai sumber energi sekunder. Kendaraan hibrid juga diklaim mampu mengurangi polusi yang ditimbulkan hingga 90%.

Produksi bahan bakar nabati diharap bisa mengganti bensin sebagai sumber bahan bakar utama sembari memperbesar porsi unsur nabati dalam campuran bioetanol maupun biodiesel.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu