Pemerintah berencana memberikan pembelian subsidi motor listrik sebesar Rp 6,5 juta per unit sehingga harganya lebih terjangkau bagi masyarakat. Namun Kementerian ESDM menyatakan lebih memilih untuk memprioritaskan subsidi itu untuk konversi motor konvensional menjadi motor listrik.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan dia bakal memprioritaskan dana subsidi kendaraan listrik untuk program konversi motor konvensional yang berusia 10 tahun ke atas menjadi motor listrik.
Menurutnya, hal tersebut bisa memancing minat para pemilik motor konvensional untuk beralih kepada penggunaan motor listrik tanpa harus membeli motor listrik baru yang harganya masih relatif tinggi.
Arifin optimistis bahwa kebijakan penyaluran subsidi pada konversi motor berbahan bakar minyak menjadi motor listrik bisa menurunkan beban yang harus ditanggung para pemilik kendaraan.
Alasannya, biaya konversi motor masih berada di kisaran Rp 15 juta per unit atau setara harga motor bebek baru. Adapun biaya konversi tertinggi terletak pada pemasangan baterai yang mencapai Rp 7,5 juta.
Pemberian subsidi untuk konversi motor konvesional menuju motor listrik diyakini bisa mempercepat penggunaan motor listrik di Indonesia.
"Kami sasarkan motor yang tua, 10 tahun ke atas supaya bisa terkonversi menjadi motor listrik, sekarang kalau ganti cuma butuh 3 jam sudah jadi. Baterai ini kalau bisa digendong separuh harga," kata Arifin saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM pada Jumat (2/12).
Dari hasil survei yang dilakukan oleh Kementerian ESDM, Arifin mengatakan masyarakat tak keberatan jika harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 5-6 juta untuk mengubah motor mereka menjadi motor listrik. "Kalau biaya konversi Rp 5-6 juta masyarakat gak keberatan. Kalau saya sih ingin mendorong yang subsidi konversi duluan," ujarnya.
Adapun Kementerian ESDM menarget 1.000 konversi motor listrik di tahun 2022 demi mendorong target 13 juta motor listrik dari motor listrik baru maupun hasil konversi pada tahun 2030. Hal ini merupakan salah satu strategi Pemerintah mengakselerasi menuju Net Zero Emission pada tahun 2060.
Kementerian ESDM terus mendorong Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), sebagai bagian dari transisi energi untuk mewujudkan penggunaan energi yang lebih bersih, efisien,mengurangi impor BBM, menghemat devisa serta dapat menghemat subsidi BBM.
Target kendaraan listrik dalam dokumen Grand Strategi Energi Nasional dan Rancangan Net Zero Emission adalah sekitar 2 juta kendaraan listrik roda empat dan 13 juta kendaraan listrik roda dua pada tahun 2030.
Apabila target kendaraan listrik tersebut tercapai, menurut Arifin, akan memberikan potensi pengurangan konsumsi BBM sebesar 6 juta kilo liter (KL) per tahun dan penurunan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 7,23 juta ton CO2e.
"Dalam rangka semakin mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, pada tahun 2022 kami merencanakan program konversi akan ditingkatkan menjadi sebanyak 1.000 unit sepeda motor dengan sasaran sepeda motor operasional BUMN dan Pemerintah Daerah," ujar Arifin.