Bank Dunia Kucurkan Rp 22 T untuk Pengembangan Energi Terbarukan India

Arief Kamaludin | Katadata
Logo Bank Dunia.
Penulis: Happy Fajrian
3/7/2023, 13.11 WIB

Bank Dunia telah menyetujui pembiayaan senilai US$ 1,5 miliar atau lebih dari Rp 22,5 triliun kepada India untuk percepatan pengembangan sektor energi rendah karbon dan energi terbarukan.

Pembiayaan tersebut akan membantu India untuk mempromosikan energi rendah karbon dengan meningkatkan kapasitas energi terbarukan, mengembangkan hidrogen hijau, dan merangsang pembiayaan iklim untuk investasi energi rendah karbon.

“Program ini akan mendukung keberhasilan pelaksanaan National Green Hydrogen Mission India yang bertujuan untuk merangsang investasi swasta sebesar US$ 100 miliar (sekitar Rp 1,5 kuadriliun) pada 2030,” kata Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk India, Auguste Tano Kouame, seperti dikutip dari Reuters, Senin (3/7).

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pasokan energi terbarukan dengan mengurangi biaya dan meningkatkan integrasi jaringan listrik, sambil membantu India mencapai komitmen kapasitas energi terbarukan sebesar 500 gigawatt (GW) pada 2030.

Pemerintah India berencana mengeluarkan penawaran untuk 50 GW energi terbarukan setiap tahun dari tahun fiskal 2023-24 hingga 2027-28, yang akan menghindari emisi karbon sebesar 40 juta ton per tahun pada tahun 2026.

Bank Dunia mengatakan bahwa meskipun konsumsi energi per kapita India hanya sepertiga dari rata-rata global, permintaan diperkirakan akan tumbuh pesat dengan ekspansi ekonomi.

“Ini menyerukan penghentian bertahap sumber energi berbasis fosil sejalan dengan tujuan India untuk mencapai net-zero pada tahun 2070,” kata Bank Dunia.

India masuk dalam daftar 10 negara penyumbang emisi karbon dan gas rumah kaca terbesar di dunia dari aktivitas pembakaran energi dan industri. Menurut laporan International Energy Agency (IEA), pada 2021 India menghasilkan 2,54 gigaton CO2.

Meski begitu, India juga termasuk dalam negara dengan pengembangan kapasitas energi baru terbarukan terpesat di dunia. Negara berpenduduk 1,4 miliar jiwa ini memiliki ladang pembangkit listrik tenaga surya terbesar di dunia, Bhadla Solar Park dengan total kapasitas terpasang 2.245 megawatt (MW).

Bhadla Solar Park memiliki luas area sebesar 14.000 hektare (ha), berisi lebih dari 10 juta panel surya dengan total investasi mencapai US$ 1,3 miliar. Fasilitas yang mulai beroperasi pada 2017 ini dikembangkan dalam empat tahap di bawah skema Kementerian Energi Baru & Terbarukan (MNRE).

Pabrik listrik tersebut memanfaatkan panas dari negara bagian Rajasthan di gurun India untuk menghasilkan energi terbarukan yang bersih.