Transisi Energi, PLN Gandeng Tebian Electric Garap Studi Kelistrikan

PLN
Untuk mendorong transisi energi, PLN bekerja sama dengan Tebian Electric Apparatus Co. Ltd. dari Cina untuk studi mengenai manufaktur kelistrikan.
Penulis: Nadya Zahira
20/10/2023, 10.20 WIB

PT PLN menggandeng Tebian Electric Apparatus (TBEA) Co., Ltd, Cina untuk penjajakan kerja sama studi pengembangan bisnis manufaktur kelistrikan dalam rangka mendorong percepatan transisi energi di Indonesia. Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PLN dan TBEA dalam rangkaian agenda Indonesia-Cina Business Forum (ICBF) di Beijing, pada Selasa (17/10).

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, seiring program transisi energi yang dijalankan pemerintah, Indonesia secara bertahap akan beralih ke sumber energi baru terbarukan (EBT). Selain itu, PLN juga terus menjalankan skenario transisi energi dengan menambah porsi pembangkit listrik berbasis EBT menjadi 75% dan 25% dari gas alam pada 2040 melalui supergrid dan smartgrid.

Untuk mendukung itu, PLN pun menjalin kerja sama dengan perusahaan yang terbukti ahli dalam studi pengembangan usaha manufaktur peralatan maupun pembangkit listrik energi terbarukan.

"Kami membangun skenario transisi energi yang ambisius, tetapi kami tidak akan mampu menanggung beban ini sendirian, sehingga perlu melakukan kolaborasi. Kolaborasi kebijakan, kolaborasi teknologi, kolaborasi inovasi, kolaborasi investasi, dan lainnya," ujar Darmawan, melalui keterangan resmi, dikutip Jumat (20/10).

Darmawan menjelaskan, melalui MoU tersebut keduabelah pihak akan bekerja sama dalam penelitian, pengembangan manufaktur peralatan dan infrastruktur kelistrikan hingga pembangkit listrik energi terbarukan, meliputi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), pumped storage hydropower, dan pembangkit listrik tenaga hidrogen di Indonesia.

Dia mengatakan, studi bersama ini juga akan segera disusun untuk mempercepat transfer pengetahuan, bisnis, teknis hingga manajemen risiko dalam pengembangan pembangkit energi terbarukan. "Proses pengembangan ini termasuk juga untuk meningkatkan kapasitas pegawai PLN tentang pengembangan teknologi dan bisnis energi terbarukan," ujar Darmawan.

Dalam kesempatan itu, delegasi PLN juga meninjau langsung showroom TBEA untuk melihat produk kelistrikan dari perusahaan tersebut seperti teknologi EBT, transformator, switchgear, Gas Insulated Switchgear, High Voltage Direct Current hingga apparatus.

Peluang Bisnis Potensial

President TBEA Huang Hanjie mengatakan, kerja sama dengan PLN merupakan pengembangan bisnis yang agresif bagi TBEA. Melihat rencana transisi energi yang dilakukan oleh PLN, bisa menjadi peluang bisnis potensial bagi TBEA. 

Selain itu, TBEA juga tertarik untuk melakukan kerja sama investasi manufaktur peralatan infrastruktur ketenagalistrikan dalam rangka meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di Indonesia.

TBEA merupakan bagian dari perusahaan transmisi kelas dunia. TBEA menilai salah satu penguat pengembangan EBT adalah jaringan transmisi dan interkoneksi yang kuat dan fleksibel. Menurut TBEA, Indonesia dengan sumber daya alam yang melimpah mampu menjadi salah satu tonggak transisi energi dunia.

"Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi pembangunan yang agresif dan terdepan. Kami melihat kerja sama ini merupakan langkah yang baik untuk masa depan," ujar Huang.

Seperti diketahui, Indonesia menjadi salah satu negara yang menandatangani Perjanjian Paris (Paris Agreement). Dalam perjanjian itu, sebanyak 195 negara sepakat menurunkan emisi karbonnya dalam rangka mencegah perubahan iklim. Dalam kesepakatan tersebut, negara-negara di dunia berkomitmen menjaga kenaikan suhu rata-rata global di bawah 2 derajat Celcius. 

Pemerintah lalu meratifikasinya dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016. Target nasional pengurangan emisi atau Nationally Determined Contribution (NDC) adalah sebesar 29% dengan upaya sendiri dan 41% dengan bantuan internasional di 2030. 

Indonesia juga mempunyai target mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Untuk itu, pemerintah tengah menggenjot program transisi energi atau beralih dari energi fosil ke energi yang jauh lebih bersih. 

Reporter: Nadya Zahira