ESDM Susun Daftar Prioritas Proyek Pembangunan Energi Baru Terbarukan

ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Petugas melakukan perawatan panel surya di atap Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta.\
14/3/2024, 16.18 WIB

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menyusun daftar prioritas proyek energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Hal itu merupakan salah satu upaya untuk menggenjot bauran EBT di Indonesia.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), Eniya Listiani Dewi, mengatakan Kementerian ESDM akan mengawal penambahan kapasitas pembangkit EBT di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN. Dirinya juga berkomitmen untuk menyusun daftar mana saja proyek pengembangan EBT yang harus diakselerasi secara singkat.

List up mana yang bisa diakselerasi secara singkat dan targetnya  memang 23% di 2025 yang artinya 1,5 tahun lagi. Itu mana yang bisa didongkrak naik,” ucapya.

Sebagai informasi, Indonesia masih berupaya mengejar target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% di 2025. Pada 2023, bauran energi baru terbarukan baru 13 persen saja.

Eniya membocorkan kemungkinan ada restrukturisasi target proyek-proyek EBT saat ini. Dengan demikian, pertumbuhan yang realistis akan terjadi dan target bauran EBT bisa tercapai.

Meskipun, target tersebut ditetapkan oleh pemerintah. Eniya berharap adanya komitmen dari semua stakeholder.

“Jadi bukan hanya pemerintah telah menetapkan target, kemudian industri tidak menjalankan. Tetapi komitmen bersama dan itu harus benar-benar kita kawal bersama,” ijar dia.

Selain itu, Eniya mengatakan,Kementerian ESDM juga akan melakukan pemetaan potensi EBT di daerah. Pemetaan ini dilakukan untuk meningkatkan realisasi bauran energi dari sumber energi yang lebih bersih.

“Jadi yang ada sekarang datanya itu belum detail jadi kita belum bisa menyasar yang tepat,” kata Eniya

 

 

PLTS Atap hingga Biodiesel

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif, pada Konferensi Pers Capaian Sektor ESDM Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024, menyampaikan bahwa diperlukan upaya strategis untuk mencapai target 23% di tahun 2025.

"Mengenai bauran EBT di tahun 2023. Ini kita melihat bahwa peningkatan ada, cuma belum signifikan. Sehingga ini perlu upaya-upaya keras untuk bisa mendekati target capaian di tahun 2025. " ujar Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Senin (15/1).

Arifin mengatakan, Kementerian ESDM telah menyiapkan beberapa langkah strategis untuk mengejar target tersebut, termasuk pelaksanaan pembangunan EBT sesuai dengan yang telah direncanakan pada RUPTL, implementasi program Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap (PLTS Atap) yang ditargetkan 3,6 GW di tahun 2025, dan konversi pembangkit diesel ke EBT sesuai target dalam RUPTL.

"Tentu saja kita harus menyiapkan berapa langkah-langkah strategis, antara lain pelaksanaan pembangunan EBT yang sudah direncanakan di dalam RUPTL, jadi targetnya di 2025 ini sudah terpasang 10,6 Gigawatt lagi,’ ucapnya.

Kemudian implementasi program PLTS Atap dan konversi pembangkit diesel ke EBT. Selain itu, Kementerian ESDM juga terus menjalankan program mandatori biodiesel B35.

Kemudian, ada program mandatori B35, target tahun 2025 ini sebesar 13,9 juta kiloliter. Pemerintah juga akan melakukan penyediaan akses energi modern melalui EBT di lokasi 3T, eksplorasi panas bumi oleh Pemerintah, serta pemanfaatan EBT off grid dan pemanfaatan langsung.

Reporter: Mela Syaharani