Masa Depan Suram Sektor Migas dan Batu Bara demi Target Iklim 2050

123RF.com/_fla
Ilustrasi migas, offshore
Penulis: Happy Fajrian
19/5/2021, 12.52 WIB

Simak tambahan kapasitas energi terbarukan global pada databoks berikut:

Sementara itu pembangkit listrik energi baru terbarukan akan menciptakan sekitar 14 juta pekerjaan hingga 2030, sementara pekerjaan di sektor migas dan batu bara akan terhapus sekitar 5 juta.

“Peta jalan kami menunjukkan tindakan prioritas yang harus dilakukan saat ini untuk memastikan peluang emisi nol bersih 2050 sempit, tapi masih bisa dicapai dan tidak hilang,” kata Birol.

Namun realitas di lapangan menunjukkan betapa menantang peta jalan IEA. Pasalnya perusahaan energi masih menemukan ladang minyak baru. Sedangkan di negara-negara industri seperti Amerika Serikat (AS), bahan bakar fosil masih memainkan peran penting dalam produksi listrik.

Menurut angka awal dari Administrasi Informasi Energi AS, pangsa gas alam dan batu bara dari pembangkit listrik pada 2020 masing-masing sebesar 40,3% dan 19,3%. Oleh karena itu IEA menyerukan kepada dunia untuk meningkatkan instalasi pembangkit listrik energi terbarukan selama beberapa tahun ke depan.

Adapun saat ini negara-negara Skandinavia memimpin dalam aspek transisi energi dari bahan bakar fosil menuju ke sumber energi terbarukan. Simak databoks berikut:

Lembaga yang berbasis di Paris, Perancis ini memperkirakan penambahan tahunan listrik tenaga surya akan mencapai 1.020 gigawatt pada 2030. Namun upaya ini membutuhkan dukungan finansial dan kebijakan dari pemerintah yang sangat signifikan.

“Laporan ini adalah sirine bagi pemerintah di seluruh dunia bahwa mereka tidak lagi bisa menunda dan harus serius menggunakan energi terbarukan,” kata Kepala Kebijakan dan Proyek di Global Wind Energy Council, sebuah badan industri yang berbasis di Brussel, Belgia.

Halaman: