BUMI Gelontorkan Dana Hingga Rp 3,11 Triliun untuk Genjot Kinerja ESG

http://bumiresources.com/
Tambang batu bara milik BUMI Resources.
Penulis: Happy Fajrian
24/2/2024, 10.35 WIB

PT Bumi Resources Tbk. telah menggelontorkan dana hingga US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,11 triliun untuk meningkatkan kinerja environmental, social, and governance (ESG). Prinsip keberlanjutan menjadi fokus terpenting dalam setiap proyek perusahaan pengelola batu bara terbesar di Indonesia ini.

Direktur BUMI, Dileep Srivastava, mengatakan bahwa penerapan prinsip ESG merupakan salah satu komitmen utama perusahaan peraih peringkat teratas dari 56 perusahaan tambang seluruh dunia dalam penerapan ESG pada 2022 ini, yang telah diwujudkan melalui berbagai langkah nyata dalam kegiatan operasionalnya.

Sejak mendapatkan konsesi sekitar tahun 2001-2003, penelitian dan pengembangan berkelanjutan menjadi salah satu perhatian utama BUMI secara konsisten; termasuk penerapan ESG, pengendalian iklim serta program dan tata kelola emisi.

“Dalam 30 tahun terakhir ini, kami telah menghabiskan USD150-200 juta (setara lebih dari Rp300 miliar) dalam bidang ini dan bersedia berbuat lebih banyak lagi jika menemukan area yang tepat untuk diinvestasikan,” kata Dileep melalui siaran pers, dikutip Sabtu (24/2).

ESG merupakan standar pengelolaan kegiatan pembangunan, investasi maupun bisnis yang berkelanjutan. Perusahaan yang menerapkan konsep ini dalam praktik bisnis dan investasinya berarti turut mengimplementasikan prinsip pelestarian lingkungan, tanggung jawab sosial, serta tata kelola yang sesuai.

Menuju transisi energi, batu bara masih merupakan salah satu sumber daya yang dibutuhkan untuk menunjang keamanan dan kestabilan bahan baku energi di tanah air.

Dileep menyatakan, Indonesia memiliki aset batu bara yang dapat ditambang secara ekonomis hingga 50 tahun ke depan, sehingga pemanfaatannya perlu dioptimalkan dengan tetap mengedepankan konsep batu bara bersih.

“Kami tengah mempertimbangkan proyek-proyek hilirisasi batu bara dan non-batu bara yang bernilai besar. Tentu kami akan melihat keberlanjutan sebagai platform utama untuk dimasukkan dalam proyek-proyek tersebut,” lanjut Dileep seraya menggarisbawahi komitmen BUMI dalam terus menginisiasi penerapan ESG di lingkungannya.

Ia menegaskan, menjadi prioritas BUMI untuk mendukung dan fokus dalam mengembangkan teknologi pemanfaatan bahan bakar dengan cara lebih ekonomis dan sehat. “Apa pun yang kita bakar atau keluarkan, harus dilakukan dengan cara yang bersih dan dapat ditangkap (emisinya),” ujar Dileep.

Sejalan dengan itu, efisiensi energi dan pemanfaatan energi hijau juga terus dikembangkan BUMI. Di antaranya melalui penggunaan lebih banyak biodiesel, elektrifikasi armada diesel, serta pemanfaatan tenaga surya, angin, dan biomassa pada beberapa program corporate social responsibility (CSR).

Dileep pun mendorong langkah bersama guna terciptanya teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) dengan biaya lebih terjangkau agar teknologi ramah lingkungan ini dapat diakses oleh lebih banyak pihak.

“Yang kita perlukan adalah lebih banyak investasi dalam penelitian dan pengambangan CCUS dengan biaya lebih terjangkau bagi negara berkembang. Jika kita menggunakan 1% dari anggaran untuk pengembangan EBT (energi baru terbarukan) untuk penelitian dan pengembangan CCUS dan cara mengolah batu bara dengan lebih bersih dan terjangkau, maka akan sangat bermanfaat bagi sektor ini,” kata Dileep.