Chevronmeluncurkan dana investasi untuk ketiga kalinya dalam pengembangan teknologi energi terbarukan sebesar US$ 500 juta atau setara dengan Rp 8,1 triliun (kurs Rp 16.234 per dolar AS). Pendanaan ini merupakan komitmen Chevron untuk mengurangi emisi karbon mereka.
Chevron Technology Ventures mengatakan seperti dua pendanaan sebelumnya, Future Energy Fund III akan fokus pada inovasi dalam dekarbonisasi industri, hingga desentralisasi energi dan pertumbuhan ekonomi karbon sirkular. Pendanaan baru ini juga bertujuan untuk memperluas investasi di bidang bahan bakar rendah karbon.
Menurut laporan Reuters, Chevron Technology Ventures meluncurkan Future Energy Fund I pada tahun 2018 yang ditindaklanjuti dengan yang Future Energy Fund II pada tahun 2021. Total komitmen pendanaan sebesar US$400 juta atau setara dengan Rp 6,4 triliun dan telah berinvestasi di lebih dari 30 perusahaan.
Perusahaan minyak dan gas terbesar di dunia ini juga telah menetapkan berbagai target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dari produksi dan pembakaran produk yang mereka jual.
Investasi di ION Clean Energy
Pekan lalu, penyedia teknologi penangkap karbon, ION Clean Energy, mengumumkan mereka telah mengumpulkan dana sebesar US$45 juta (Rp 720 miliar) dari para investor, termasuk dari perusahaan energi raksasa Chevron. Chevron New Energies (CNE) memimpin pendanaan tersebut bersama investor yang berfokus pada manajemen karbon, Carbon Direct Capital.
ION Clean Energy yang berkantor pusat di Boulder, Colorado, menyediakan teknologi yang bertujuan untuk mengurangi biaya keseluruhan penangkapan karbon dioksida pasca-pembakaran. Teknologi ini memungkinkan perusahaan mengatasi emisi yang sulit dikurangi, seperti emisi dari pembangkit listrik dan sumber-sumber industri.
Teknologi proses penyerap cairan milik perusahaan mengalihkan gas kaya CO2 dari bahan bakar yang dibakar dalam boiler ke menara penyerapan, di mana pelarut cairnya menyerap CO2. Pelarut kemudian dipanaskan untuk memisahkan CO2, yang dapat dikompresi dan diangkut untuk diasingkan secara permanen atau digunakan untuk produk bernilai tambah.
Menurut ION Clean Energy, modal baru ini akan digunakan untuk mendanai pertumbuhan organisasi perusahaan, dan untuk penyebaran komersial teknologi penangkapan karbon amina cair ICE-31.
Chief Executive Officer (CEO) dan Pendiri ION Buz Brown menyebut perusahaan memiliki teknologi pelarut yang benar-benar istimewa. Teknologi ini mampu menghasilkan efisiensi penangkapan yang sangat tinggi dengan penggunaan energi yang rendah dan pada saat yang sama sangat tahan terhadap degradasi dengan emisi yang hampir tidak terdeteksi.
"Ini adalah kombinasi yang sangat kuat yang membedakan kami dari para pesaing. Investasi dari Chevron dan Carbon Direct Capital merupakan bukti nyata dari kerja keras tim kami dan potensi teknologi kami," ujar Buz Brown.
Chevron meluncurkan CNE pada tahun 2021, bersamaan dengan rencana untuk meningkatkan investasi secara signifikan dalam bisnis rendah karbon hingga lebih dari US$10 miliar pada 2028. Selain investasinya di ION Clean Energy, CNE mengatakan bahwa mereka akan menggunakan teknologi ICE-31 perusahaan untuk melayani pelanggan dengan volume tinggi dan emisi CO2 konsentrasi rendah.
"Teknologi pelarut ION, dikombinasikan dengan aset dan kemampuan Chevron, memiliki potensi untuk menjangkau banyak penghasil emisi dan mendukung ambisi kami untuk masa depan yang lebih rendah karbon. Kami percaya kolaborasi seperti ini sangat penting dalam upaya kami untuk mengembangkan penangkapan karbon dalam skala global," ujar Chris Powers, Wakil Presiden CCUS & Emerging di CNE.