Portofolio merupakan hal yang penting dalam berinvestasi saham, karena dapat menunjukkan kondisi perusahaan tersebut. Secara sederhana, ini adalah kumpulan saham yang dimiliki investor.
Portofolio memiliki berbagai fungsi penting yang menarik untuk diketahui. Berkaitan dengan hal itu, simak penjelasan mengenai portofolio saham berikut.
Pengertian Portofolio Saham
Dalam dunia investasi, portofolio adalah kumpulan aset finansial. Contohnya yakni portofolio saham, reksa dana, obligasi, komoditas, dan lain sebagainya.
Kemudian jika berkaitan dengan saham, maka portofolio saham adalah kumpulan saham investor. Portofolio saham menunjukkan profil risiko investor yang rendah atau tinggi.
Pengertian Saham
Saham atau stock merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang populer. Penerbitan saham merupakan salah satu pilihan saat perusahaan membutuhkan pendanaan.
Saham menjadi instrumen investasi yang dipilih karena mampu memberikan keuntungan yang menarik. Saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Jika menyertakan modal ini, pihak tersebut mampu mengklaim pendapatan perusahaan. Selain itu investor tersebut juga mampu mengklaim aset dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Keuntungan saham terbagi menjadi dua yakni dividen dan capital gain. Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dari keuntungannya.
Dividen diberikan setelah adanya persetujuan dari para pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin memperoleh dividen, maka pemodal itu wajib memegang saham dalam kurun waktu yang lama. Dividen dibagikan dalam bentuk tunai dalam jumlah rupiah tertentu.
Kemudian, ada pula capital gain yakni selisih harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk saat ada aktivitas transaksi saham di pasar sekunder. Contohnya, investor membeli saham Rp1.000 kemudian menjualnya dengan nilai Rp1.500. Capital gain investor tersebut adalah Rp500 untuk setiap saham yang dijualnya.
Namun saham juga memiliki risiko yang perlu diperhatikan. Capital loss tersebut adalah kondisi ketika investor menjual saham dengan harga lebih rendah daripada harga belinya. Contoh capital loss adalah harga saham awal yakni Rp1.000 tetapi dijual dengan harga Rp500. Capital loss investor tersebut adalah Rp500.
Lalu, ada juga risiko likuidasi, yang terjadi saat perusahaan dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan atau perusahaan itu dibubarkan. Hak klaim para pemegang saham menjadi prioritas terakhir, karena perusahaan harus membayar kewajibannya terlebih dahulu.
Jika masih ada sisa dari hasil kewajiban itu, maka sisanya akan diberikan ke pemegang saham. Namun jika tidak ada, maka seluruh pemegang saham tidak memperoleh keuntungan bahkan nominal dana yang diinvestasikan sejak awal.
Risiko ini adalah risiko terberat pemegang saham. Oleh sebab itu, seorang pemegang saham wajib mengikuti perkembangan perusahaan terus menerus agar mampu mengambil sikap dengan segera.
Tipe Portofolio Saham
Setelah mengetahui portofolio saham, pengertian saham, keuntungan dan risikonya, menarik mengetahui berbagai tipe portofolio saham. Terdapat 3 portofolio saham yang pada umumnya dimiliki investor. Berikut penjelasan ketiga tipe tersebut:
1. Growth Portofolio
Growth portofolio merupakan portofolio yang disusun untuk mendorong tumbuhnya portofolio tersebut. Portofolio ini berfokus pada pertumbuhan aset investasi yang menerapkan prinsip high risk dan high return.
Prinsip ini digunakan investor yang berani mengambil risiko tinggi demi keuntungan yang tinggi. Tipe portofolio ini berfokus pada industri yang sedang berkembang.
2. Income Portofolio
Portofolio saham berikutnya yakni income portofolio. Portofolio ini berfokus pada pengamanan pendapatn reguler dari investasi daripada pendapatan. Pendapatan reguler itu adalah dividen yang kerap dibagikan perusahaan hanya pada periode tertentu.
3. Value Portofolio
Portofolio yang berikutnya adalah value portofolio. Value portofolio ini milik seorang investor yang membeli saham dengan harga murah daripada saham lain dalam sebuah industri yang sama.
Investor ini pada umumnya akan menahan saham tersebut dalam jangka waktu yang lama. Sebab, investor ini bertujuan menemukan value yang lebih tinggi daripada saat membelinya.
Cara Membangun Portofolio
Setelah mengetahui pengertian portofolio saham dan jenisnya, menarik mengetahui cara membangun portofolio tersebut. Simak langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Tentukan Tujuan Investasi
Langkah pertama yang perlu ditempuh adalah menentukan tujuan investasi. Penentuan tujuan investasi ini penting agar menjadi dasar dan mengetahui bentuk investasi nantinya.
2. Ketahui Risiko Profil
Setelah menentukan tujuan investasi, ketahui profil risikonya. Terdapat tiga profil risiko yakni konservatif, moderat, dan agresif.
Ketiga profil ini menunjukkan risiko yang paling rendah dan paling tinggi. Investor dapat menentukan tipe portofolio yang dimiliki dengan mengenali profilnya masing-masing.
3. Diversifikasi Portofolio
Diversifikasi portofolio ini juga penting. Diversifikasi portofolio adalah tidak memasukkan seluruh aset pada satu instrumen saham saja.
Tujuan diberlakukannya langkah ini adalah menghindari risiko terburuk jika saham perusahaan jatuh. Setidaknya, masukkan beberapa aset ke 5 hingga 10 saham dalam portofolionya.