Salah satu aksi korporasi yang cukup dinanti tahun ini adalah melantainya salah satu anak usaha PT Medco Energi di Bursa Efek Indonesia alias BEI. Kabar santer kian beredar, bahwa PT Amman Mineral Internasional (AMI) bakal melangsungkan initial public offering atau IPO dalam waktu dekat.

“Amman Mineral Internasional menyampaikan dokumen pendaftaran IPO, dan tengan melaksanakan penelaahan dokumen pernyataan pendaftaran,” kata Kepala Eksekutif Pasar Modal Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi dalam konferensi pers hasil rapat bulanan, Senin (27/2).

Melansir berita Katadata.co.id sebelumnya, Inarno belum merinci terkait nilai efek dan jumlah saham yang akan Amman Mineral nantinya. “Baru dapat diketahui, jika perusahaan mendapat izin untuk bookbuilding,” ujarnya.

Sementara itu, Bloomberg melaporkan bahwa Amman Mineral membidik perolehan dana IPO sebanyak US$ 1 miliar atau setara Rp 15 triliun (kurs Rp 15.000 per dollar AS). Jika benar, maka jumlah tersebut bakal menjadi perolehan dana IPO jumbo, setelah Mitratel US$ 1,3 miliar atau setara Rp 18,8 triliun.

Untuk mengenal anak usaha Medco Energi tersebut, berikut Katadata.co.id rangkum profil Amman Mineral.

Raksasa Tambang Tembaga dan Emas 

Amman Mineral International merupakan perusahaan pertambangan yang tengah mengoperasikan tambang Batu Hijau di Pulau Sumbawa. Mereka mengklaim sebagai perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia. Adapun luas area konsesi mencapai 25.000 hektare untuk tambang tembaga dan emas.

Perusahaan tersebut memiliki total cadangan 17,54 juta pon tembaga per 2021 dan cadangan emas 23,90 juta ons dari lokasi tambang Batu Hijau dan Proyek Elang.

Melansir Company Presentation Januari 2023, sebanyak 23,13% kepemilikan saham AMI dikuasai PT Medco Energi Internasional alias Medco Energi. Sedangkan PT Sumber Gemilang Persada menguasai 35,57%, diikuti PT AP Investment 17,08%.

Shareholder Amman Mineral Internasional (Amman Mineral )

Amman Mineral Internasional juga memiliki beberapa unit usaha bisnis, di antaranya:

1. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT)

Unit usaha Amman Mineral satu ini berdiri sejak 18 November 1986. Perusahaan mengelola tambang di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara, Indonesia. Lokasi tersebut berada 550 meter di atas permukaan laut, dan 81 kilometer dari kota Mataram.

Amman Mineral tercatat mengantongi Kontrak Karya generasi ke-4 yang ditandatangani sejak 1986. Kontrak tersebut berlaku selama 30 tahun, dari awal produksi tahun 2020. Adapun langkah perusahaan mengambil alih operasional tambang Batu Hijau sejak 2016.  

Selama perjalanannnya, Amman terus memecahkan rekor sejarah Batu Hijau, dalam hal produktivitas dan efisiensi. Selain eksplorasi di Cebakan Elang, Amman Mineral Nusa Tenggara juga memiliki kegiatan komersial pada 2020. 

Aktivitas Penambangan Amman Mineral (Amman Mineral)

Adapun tambang produksi perusahaan meliputi tahap ekstrasi tembaga dan emas di Batu Hijau, dengan fasilitas pengolahan berkapasitas 120 ribu TPD. Tambang tersebut juga memiliki fasilitas penggilingan, pipa perakitan untuk pengelolaan tailing, pergudangan, 158 MegaWatt powerplant batu bara, hingga 26 MWp powerplant Solar PV.

Tak hanya itu, tambang Batu Hijau juga memiliki Pelabuhan dengan terminal feri, layanan udara, dan situs kota untuk perumahan dan sekolah.

Amman Mineral juga tengah mengeksplorasi bagian-bagian lain di wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus atau IUPK, salah satunya prospek eksplorasi Elang. Proyek tersebut diketahui memiliki potensi besar, dengan etimasi sumber daya 12,945 juta lbs tembaga, 19,7 juta oz emas dengan potensi menghasilkan 300-430 juta lbs tembaga. Selain itu, eksplorasi Elang juga memiliki potensi sumber daya 0,35-0,60 juta oz emas per tahun.

Melansir laporan perusahaan 2021, AMNT diketahui memiliki dua anak usaha yakni Amman Mineral Energi (AME) dan Amman Mineral Singapore Pte Ltd (AMSPL).

2. Amman Mineral Integrasi (AMIG)

Berdiri pada 10 November 2017, AMIG merupakan perusahaan yang menyediakan tenaga profesional untuk pertambangan dan departemen pendukung. Unit usaha ini juga melakukan manajemen fungsi sumber daya manusia dan melakukan kegiatan komersialnya pada 2018.

Di samping itu, berbagai program pelatikan juga diberikan kepada seluruh karyawan, untuk memastikan pemahaman akan peraturan dan prosedur yang berlaku, dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja, hingga manajemen lingkungan.

3. Amman Mineral Industri (AMIN)

Unit usaha satu ini berdiri pada 13 Maret 2017 dan berperan sebagai perusahaan pembangunan fasilitas pemurnian konsentrat tembaga (smelter) dan pemurnian lumpur anoda (PMR) yang berada di dekat area tambang Batu Hijau. 

Rencananya, smelter tembaga bakal memiliki kapasitas input sebanyak 900 ribu ton konsentrat per tahun. Jumlah tersebut akan dihasilkan dari tambang Batu Hijau dan Proyek Elang. Menurut laman resmi perusahaan, fasilitas tersebut masih dalam tahap pembangunan, dan belum melakukan kegiatan komersial.

Meskipun begitu, proyek smelter dan PMR termasuk ke salah satu Proyek Strategis Nasional di bawah koordinasi Kemenko Perekonomian. Fasilitas tersebut, ke depan diharapkan dapat turut menggerakkan industri hilir, sehingga semakin mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, maupun nasional.

4. Macmahon Labour Services (MLS)

Unit usaha Amman Mineral satu ini hadir sejak 24 Juli 2020, fungsinya sebagai perusahaan yang menyediakan tenaga kerja waktu tertentu, dan jasa penunjang pertambangan. 

MLS mulai melakukan kegiatan oeprasionalnya pada 202, sebagai penyedia tenaga kerja pertambangan ke AMNT.

5. Amman Nusa Propertindo (ANP)

 ANP merupakan unit usaha terakhir milik Amman Mineral, yang berdiri pada 30 September 2022. Bisnis usaha unit ini adalah penyedia berbagai layanan.

Adapun jenis layanan yang dikelola perusahaan ini meliputi keuangan, asuransi, pengembangan real estat hingga hiburan. Meskipun begitu, saat ini ANP belum menjalankan kegiatan operasionalnya. 

Potensi Kinerja Keuangan

Amman Mineral International memiliki kinerja keuangan dengan pertumbuhan fundamental yang positif. Di mana, kinerja perusahaan didukung oleh permintaan akan kebutuhan transisi energi hijau. 

Menurut Company Presentation Januari 2023, hingga kuartal ketiga 2022, perusahaan tambang tersebut mampu membukukan pendapatan naik 121% menjadi US$ 1,9 miliar, dibandingkan capaian periode yang sama 2021 yakni US$ 895 juta. Kontribusi terbesar datang dari rata-rata harga jual emas sekitar 89% atau US$ 1,75 miliar.

Adapun margin EBITDA per September 2022 tercatat 60% dengan pertumbuhannya mencapai 149%. Meskipun befgitu, Amman Mineral juga membukukan kenaikan belanja operasional atau capex per September 2022 sebanyak US$ 531 juta, dibandingkan per September 2021 senilai US$ 111 juta.

Cadangan tembaga-emas milik Amman Mineral diklaim sebagai salah satu yang besar di dunia. Proyek tembaga emas tier one yang besar disebut berumur panjang dan memiliki kualitas tinggi, dengan eksposur komoditas ganda yang terdiversifikasi. Kondisi tersebut dianggap mampu mengurangi risiko volatilitas harga. 

Sebagai informasi, tambang Batu Hijau merupakan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia. Jika potensi tersebut digabungkan dengan proyek Elang, maka setara dengan cadangan tembaga terbesar di dunia. 

Sementara itu, tambang Batu Hijau secara historis menyumbang sekitar 1% produksi tembaga primer global. Sedangkan proyek Elang merupakan salah satu deposit tembaga dan emas porphyry atau porfiri terbesar di dunia yang belum dikembangkan.

Tak hanya itu, lokasi tambang Batu Hijau dan Proyek Elang memiliki lokasi strategis untuk melayani pusat permintaan regional utama, khususnya yang datang dari Cina, Jepang dan Korea Selatan. 

AMI juga berada di baris depan sebagai perusahaan transisi ekonomi rendah karbon. Proyeksinya, saat smelter beroperasi pada 2024 mampu memproduksi tembaga murni menjadi produk yang bisa dijual ke pengguna akhir. Mengingat, produk tembaga tersebut akan sangat penting dalam energi terbarukan dan kendaraan listrik atau electric vehicles (EV).

Sepanjang periode kuartal pertama 2018 hingga kuartal ketiga tahun lalu, Amman Mineral berhasil membukukan kenaikan produksi kuartalan sebanyak 237,2%, untuk total material bekas tambang yang ditambang.