Sejarah TikTok dari Aplikasi Negeri Panda hingga Mendunia

ANTARA FOTO/REUTERS/Andrew Kelly/ama/dj
Andrew Kelly Logo TikTok dipasang pada layar diatas Times Square di Kota New York, Amerika Serikat, Jumat (6/3/2020).
6/3/2023, 08.25 WIB

Eksistensi aplikasi video singkat, TikTok kian meroket dalam beberapa tahun terakhir, bahkan menjadi salah satu yang populer di dunia. Hal ini terbukti dalam laporan We Are Social dan Hootsuite yang menyebutkan pengguna media sosial satu ini mencapai 1,05 miliar di seluruh dunia per Januari 2023.

Tak hanya itu, pertumbuhan pengguna TikTok dalam setahun terakhir mengalami peningkatan 18,8%. Di mana, pengguna TikTok terbanyak berasal dari Amerika Serikat, yakni mencapai 113,25 juta pengguna per awal 2023.

Menyusul AS, Indonesia berada di peringkat kedua dengan jumlah pengguna TikTok mencapai 109,9 juta. Diikuti Brasil dan Meksiko yang masing-masing mencapai 82,21 juta pengguna dan 57,51 juta pengguna, sebagaimana dilansir dari Databoks.

Meskipun memiliki banyak pengguna di dunia, tidak banyak orang mengenal dan mengetahui sejarah, serta asal-usul kemunculan TikTok. Untuk itu, berikut Katadata.co.id rangkum sejarah TikTok yang kini digandrungi masyarakat dunia.

Dari Douyin menjadi TikTok

Aplikasi video singkat asal Cina ini lahir tidakn dengan nama TikTok. Awal perilisan pada September 2016, aplikasi tersebut diperkenalkan sebagai Douyin oleh pendirinya Zhang Yiming. Pria asli Tiongkok tersebut merupakan lulusan software engineer dari Universitas Nankai, Cina.

Sebelum menciptakan TikTok, Yiming sudah lebih dulu membangun perusahaan teknologi ByteDance pada Maret 2012. Kemudian, ByteDance berinovasi untuk merilis aplikasi Bernama Douyin pada 2016. Dengan begitu, TikTok menjadi media sosial di bawah kelolaan ByteDance, yang juga perusahaan teknologi raksasa dari Negeri Panda.

Sejak dirilis pada 2016, Douyin sudah mendapat respons positif dari peselancar dunia maya. Dalam waktu singkat aplikasi video singkat tersebut mampu menggaet 100 juta pengguna, dengan sekitar 1 miliar video views setiap harinya.

Kesuksesan tersebut kemudian menggiring Douyin untuk mencicipi pangsa pasar dunia dengan ekspansi ke luar negeri. Pada 2017, aplikasi yang dibangun ByteDance tersebut mengakuisisi aplikasi Musical.ly yang merajai medsos di bidang sharing video singkat di Amerika Serikat. Untuk memudahkan pelafalan dan cepat untuk diingat, nama aplikas kemudian berubah menjadi TikTok.

TikTok mulai dikenal masyarakat Indonesia pada 2018, eksitensinya pun kian melejit saat pandemi Covid-2019. Hal ini didukung tingginya okupansi masyarakat berselancar di dunia maya, lantaran kebijakan pemerintah untuk tetap di rumah demi menekan angka kasus Covid-19 saat itu.

Menurut laporan perusahaan aplikasi dan jaringan Kanada, Sandvine, TikTok masuk dalam peringkat lima besar sebagai media sosial terpopuler dunia yang menyumbang downstream traffic internet terbesar pada 2022, yakni sekitar 3,93%.

Mengenal Zhang Yiming

Pendiri TikTok Zhang Yiming (Twitter @Amb_Yiming)

Pria yang lahir 1 April 1983 tersebut merupakan anggota dari Forbes China 30 Under 30 List pada 2013. Bahkan, tahun lalu dia masuk urutan kedua sebagai orang terkaya di Cina, versi Forbes dengan nilai kekayaan mencapai US$ 49,5 miliar. 

Angka kekayaan Yiming tahun lalu lebih unggul dibandingkan pemilik Alibaba, yakni Jack Ma yang hanya US$ 20,6 miliar. Padahal, founder ByteDance tersebut telah mundur dari posisinya sebagai CEO perusahaan teknologi itu sejak Mei 2021.

Melansir Forbes, mundurnya Yiming dari jabatan CEO hingga Direktur ByteDance pada November 2021, lantaran mendapatkan tekanan dari pemerintah Cina. 

Sebagian besar kekayaan Yiming diperoleh dari upayanya membangun ByteDance. Sejarah TikTok juga tak luput dari perjalanannya pada 2012 untuk merintis dari apartemen dengan empat kamar tidur di Beijing. Dia juga meluncurkan aplikasi agregasi berita bernama Toutioa, beberapa bulan setelah hadirnya Byte Dance.