Saham Hanson tercatat berada di harga terendah yaitu Rp 50 per lembar saat disuspensi BEI. Harga saham Hanson saat ini telah jatuh 58% dari posisi akhir tahun 2018 yang sebesar Rp 119 per lembar.
Liabilitas Jangka Pendek Per 30 September 2019 (Jatuh Tempo Kurang dari Setahun)
Daftar Liabilitas Jangka Pendek | Nominal Jatuh Tempo Kurang dari Satu Tahun |
1. Utang Usaha | Rp 29 miliar |
2. Utang Lain-lain | Rp 70,5 miliar |
3. Liabilitas yang masih harus dibayar | Rp 122,5 miliar |
4. Pinjaman Bank Jangka Pendek | |
Bank Mayapada | Rp 296,1 miliar |
Bank Capital Indonesia | Rp 64 miliar |
Bank Woori Saudara Indonesia 1906 | Rp 67,6 miliar |
Bank MNC International | Rp 22,7 miliar |
5. Pinjaman Bank Jangka Panjang | Rp 35 miliar |
6. Pinjaman Individual | Rp 2,5 triliun |
Total | Rp 3,6 triliun |
Sumber: Laporan Keuangan 30 September 2019 (belum diaudit)
Risiko gagal bayar Hanson sebetulnya terbaca dari laporan keuangan per 30 September (belum diaudit). Hanson membukukan laba sebesar Rp 77,4 miliar. Capaian tersebut turun dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 182,4 miliar.
Kinerja arus kas operasional perusahaan tercatat menurun, meski masih positif. Arus kas operasional Rp 131,1 miliar, turun dari periode sama tahun lalu Rp 297,1 miliar. Di sisi lain, likuiditas perusahaan tercatat tertekan. Aset lancar Rp 1,19 trilun, sedangkan liabilitas jangka pendek Rp 3,6 trilun. Artinya, ada selisih Rp 2,4 triliun.
Neraca Keuangan | Nominal |
Total Aset | Rp 12,9 triliun |
Aset Lancar | Rp 1,19 triliun |
Aset Tidak Lancar | Rp 11,7 triliun |
Total Liabilitas | Rp 4,4 triliun |
Liabilitas Jangka Pendek | Rp 3,6 triliun |
Liabilitas Jangka Panjang | Rp 814,7 miliar |
Total Ekuitas | Rp 8,5 Triliun |
Sumber: Laporan Keuangan Hanson per 30 September 2019