PT Uni-Charm Indonesia berencana untuk melantai di pasar saham melalui skema penawaran saham baru alias initial public offering (IPO). Perusahaan produsen popok dan pembalut tersebut berpotensi meraup dana terbesar sejak pertengahan 2016.
Unicharm berpotensi meraup dana antara Rp 1,16 triliun hingga Rp 1,49 triliun dari 831 juta saham yang ditawarkan ke publik di rentang Rp 1.400 - 1.800 per saham. Jika calon emiten ini berhasil meraup dana maksimal dari IPO-nya, maka ini akan menjadi raupan dana IPO terbesar sejak 14 Juni 2016.
Sejak 2016, ada 150 perusahaan yang melakukan IPO. Namun, dari jumlah tersebut, hanya enam perusahaan yang mampu meraup dana segar lebih dari Rp 1 triliun.
(Baca: IPO Jumbo Kedua Tahun ini, Unicharm Berpotensi Raup Rp 1,5 Triliun)
Berdasarkan catatan Katadata.co.id, pada 2016 hanya ada dua perusahaan yang berhasil meraih dana segar lebih dari Rp 1 triliun dari IPO. Kedua perusahaan tersebut yaitu PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) yang berhasil meraih Rp 2,41 triliun, dan PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) Rp 1,22 triliun pada 7 Desember 2016.
Pada tahun berikutnya, giliran PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) yang merupakan anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), yang berhasil meraih dana Rp 1,13 triliun ketika IPO pada 10 Oktober 2017 dan PT PP Presisi Tbk (PPRE), anak usaha dari PT PP (Persero) Tbk (PTPP), yang meraih Rp 1,01 triliun ketika go public pada 24 November 2017.
Tahun lalu bursa hanya ada satu emiten yang berhasil meraih dana jumbo dari IPO-nya yakni PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) sebesar Rp 1,3 triliun saat IPO pada 16 Mei 2018.
(Baca: BEI Targetkan Lima BUMN Besar IPO pada 2020)
Sedangkan tahun ini, perusahaan baja PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) yang mencatatkan diri di bursa pada 19 September 2019 lalu dengan meraup dana hasil IPO sebesar Rp 1,03 triliun dari publik. Untuk diketahui, catatan tersebut belum termasuk dua perusahaan yang go public tanpa menerbitkan saham baru.
Kedua emiten tersebut yaitu PT Phapros Tbk (PEHA) yang melakukan pencatatan saham pada 26 Desember 2018. Perusahaan farmasi ini, sebelumnya sudah menjadi perusahaan terbuka, hanya saja sahamnya tidak tercatat di bursa dan hanya diperdagangkan di pasar tersendiri.
Selain itu, ada PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk (LIFE) yang tercatat di pasar modal pada 9 Juli 2019. LIFE tidak mengantongi dana dari aksi korporasi tersebut karena ada pemilik saham yang melepas saham LIFE ke publik. Sehingga LIFE tidak melepas saham baru ke publik sama sekali, hanya saham lama yang dilepas ke publik.
(Baca: Ada Gejolak Pasar, BEI Proyeksi Transaksi Saham Naik Tipis pada 2020)