Tertekan Sentimen Eksternal, IHSG Turun 0,62% Dipimpin Sektor Tambang

ANTARA FOTO/INDRIANTO EKO SUWARSO
Ilustrasi suasana Bursa Efek Indonesia. Indeks harga saham gabungan (IHSG) Rabu (13/11) ditutup turun 38,49 poin atau 0,62% ke level 6.142,5 tertekan sentimen eksternal terkait ketidakjelasan kesepakatan dagang AS-Tiongkok dan kerusuhan di Hong Kong.
Penulis: Happy Fajrian
13/11/2019, 17.20 WIB

Indeks harga saham gabungan (IHSG) turun 38,49 poin atau 0,62% ke level 6.142,5 pada penutupan perdagangan Rabu (13/11). Kinerja IHSG sejalan dengan bursa saham Asia yang kompak terkoreksi akibat ketidakjelasan kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS)-Tiongkok dan kerusuhan Hong Kong.

"Pelemahan (penurunan) IHSG lebih dipengaruhi sentimen eksternal, terbukti beberapa bursa di regional Asia saat ini berada di zona negatif," kata Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta di Jakarta, hari ini, dilansir dari Antara.

Nafan mengatakan bahwa demonstrasi di Hong Kong yang semakin masif serta ketidakpastian kesepakatan dagang AS-Tiongkok menjadi sentimen utama yang menekan laju indeks ke zona merah.

(Baca: Dibayangi Ketidakpastian Ekonomi Global, IHSG Diramal Menguat Terbatas)

Dilansir dari Reuters, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa penandatanganan perjanjian dagang dengan Tiongkok akan segera dilakukan. Namun di sisi lain dia juga memberikan peringatan, jika tidak terjadi kesepakatan, AS akan mengenakan tarif yang sangat besar terhadap produk Tiongkok.

Baik IHSG dan bursa saham Asia lainnya konsisten bergerak di teritori negatif sepanjang hari ini. Indeks Hang Seng memimpin koreksi di Asia sebesar 1,82% karena rusuhnya demonstrasi di Hong Kong. Kemudian Strait Times turun 0,87%, Kospi 0,86%, Nikkei 0,85%, serta Shanghai turun 0,62%.

Di bursa domestik, koreksi IHSG terutama didorong oleh saham-saham sektor tambang yang turun hingga 1,86%. Saham Bayan Resources Tbk (BYAN) memimpin koreksi di sektor ini sebesar 6,48%, diikuti Adaro Energy Tbk (ADRO) yang anjlok 6,32%, Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) turun 2,91%, serta Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 2,67%.

Selain itu delapan indeks sektoral lainnya juga turun yakni sektor konsumer, perdagangan, dan finance kompak turun sebesar 0,64%, agri turun 0,84%, infrastruktur turun 0,8%, properti turun 0,38%, dan industri dasar turun 0,2%. Sektor aneka industri menjadi satu-satunya sektor dengan kinerja positif, naik tipis 0,07%.

(Baca: Sigmagold Didepak dari Bursa, BEI: agar Perusahaan Melakukan Perbaikan)

Total transaksi saham mencapai Rp 7,13 triliun dari 9,56 miliar saham yang ditransaksikan sebanyak 501.818 kali oleh investor. Sebanyak 242 saham turun, 153 saham naik, dan sisanya bergerak mendatar alias stagnan.

Sementara itu investor asing membukukan pembelian bersih (net buy) saham sebesar Rp 281,3 miliar di seluruh pasar, dengan rincian net buy di pasar tunai/negosiasi Rp 549,59 miliar, dan net sell atau jual bersih di pasar reguler Rp 268,29 miliar.

Tiga saham emiten pelat merah terpantau paling banyak dilepas investor asing sepanjang hari ini. Tiga saham tersebut yaitu Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 96,4 miliar, Bank Rakyat Indonesia Tbk Rp 63 miliar, dan Bank Negara Indonesia Tbk Rp 46,2 miliar.

(Baca: Rupiah Melemah Tertekan Pidato Trump Bahas Perang Dagang)